Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua kelompok oposisi Koalisi Nasional Suriah (SNC) menyerukan penundaan serangan udara dari koalisi pimpinan AS hingga laporan soal dugaan tewasnya puluhan warga sipil di Manbij, wilayah yang dikuasai ISIS.
Lembaga pemantau konflik Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan setidaknya 56 warga sipil tewas dalam serangan udara di Manbij pada Selasa lalu. Sehari sebelumnya, lembaga itu mengatakan sebanyak 21 warga sipil juga tewas di kota utara Suriah tersebut.
Presiden SNC Anas al-Abdah mengataan serangan udara seharusnya dihentikan saat laporan insiden itu masih diselidiki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penting bahwa penyelidikan semacam itu tidak hanya berujung pada revisi prosedur untuk operasi di masa depan, namun juga meginformasikan dia yang bertanggung jawab atas pelanggaran besar seperti itu,” ujar Abdah dalam surat kepada para menteri luar negeri di aliasin anti-ISIS, Rabu (20/7).
Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, mengatakan bahwa koalisi pimpinan AS akan menyelidiki laporan jatuhnya korban sipil di sekitar Manbij.
Observatory mengatakan bahwa sebanyak 11 anak-anak ikut menjadi korban tewas dalam serangan pada Selasa.
Kementerian luar negeri Suriah mengayakan bahwa serangan udara yang menghantam Dea Toukhan di utara Manbij itu dilancarkan oleh pasukan Perancis. Sedang serangan sehari sebelumnya oleh AS.
“Suriah mengutuk keras dua serangan berdarah oleh jet tempur Perancis dan AS dan mereka yang berafiliasi dengan koalisi internasional yang mengirimkan rudal dan bom ke warga sipil dan bukannya ke kelompok teroris,” ujar kemenlu Suriah dalam pernyataan.
(stu)