Pelaku Serangan Nice Dibantu Lima Kaki Tangan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jul 2016 14:07 WIB
Mohamed Lahouaiej Bouhlel telah merencanakan serangan truk di Nice selama berbulan-bulan dengan bantuan setidaknya lima orang kaki tangan.
Mohamed Lahouaiej Bouhlel telah merencanakan serangan truk di Nice selama berbulan-bulan dengan bantuan setidaknya lima orang kaki tangan. (Reuters/Eric Gaillard)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor kejaksaan Paris mengungkapkan Mohamed Lahouaiej Bouhlel, pelaku serangan teror truk di Nice, Perancis, telah merencanakan serangan tersebut selama berbulan-bulan dengan bantuan setidaknya lima orang kaki tangan.

"Penyelidikan berlangsung sejak malam tanggal 14 Juli dan telah berkembang, dan tidak hanya mengonfirmasi serangan tersebut merupakan aksi pembunuhan terencana, namun juga bahwa ia mendapat dukungan dan bantuan," kata jaksa Paris, Francois Molins dalam konferensi pers, Kamis (22/7) dikutip dari Reuters.

Jaksa penuntut menyatakan bahwa ia telah menetapkan lima orang yang diduga kaki tangan Bouhlel. Kelima orang yang terdiri dari sepasang warga Albania, seorang Tunisia dan dua pria keturunan Perancis-Tunisia, akan diselidiki secara resmi setelah mereka ditahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Identitas kelima orang ini tidak dipublikasikan dan tak ada satu pun dari mereka yang dikenali pihak intelijen.

Catatan penggunaan telepon Bouhlel mengindikasikan banyaknya pertukaran panggilan telepon dan pesan selama setahun terakhir antara Bouhlel dengan kelima orang tersebut.

Salah satu pesan diterima Bouhlel dari salah satu terduga kaki tangannya hanya beberapa hari setelah serangan di kantor majalah satire Charlie Hebdo dan toko swalayan Yahudi pada Januari 2015 lalu.

"Saya bukan Charlie. Saya senang, mereka membawa tentara Allah untuk menyelesaikan pekerjaan," bunyi pesan tersebut.

Sehari setelah pesan itu dikirim, jutaan warga Perancis berunjuk rasa di Paris dan kota-kota Perancis lainnya, menyerukan "Je Suis Charlie" yang berarti "Saya Charlie" sebagai upaya menunjukkan solidaritas terhadap para korban dalam serangan itu.

Serangan teror truk di Nice didalangi Bouhlel, pria Tunisia berusia 31 tahun yang melaju kencang truknya secara zig zag di tengah kerumunan warga yang tengah merayakan Hari Nasional Perancis, atau Bastille Day. Insiden yang diklaim oleh kelompok militan ISIS itu menewaskan 84 orang.

Namun, hingga kini penyidik masih berupaya menemukan bukti keterkaitan Bouhlel dengan kelompok militan itu.

Serangan itu terjadi hanya delapan bulan dari serangkaian seranganan bom yang mengguncang Peerancis pada November 2015 lalu, menewaskan 130 orang. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER