Jakarta, CNN Indonesia -- Bom bunuh diri meledak ketika kelompok minoritas Hazara sedang melakukan demonstrasi di Kabul, Afghanistan, Sabtu (23/7). Setidaknya 61 orang tewas, sementara 207 lainnya terluka.
Reuters melaporkan rekaman televisi dari lokasi kejadian pasca bom menunjukkan mayat-mayat bergelimpangan di jalanan penuh darah.
Mohammad Ismail Kawousi, juru bicara kementerian kesehatan Afghanistan, mengatakan setidaknya 29 orang tewas dan 142 lain dirawat di rumah sakit, namun angka ini bisa berubah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Teroris oportunis masuk di antara pemrotes dan membuat ledakan yang menewaskan dan menewaskan warga kita termasuk personel keamanan dan pertahanan,” kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam pernyataan.
Pada Sabtu, pemrotes menuntut transmisi listrik dari Turkmenistan ke Kabul agar melewati dua provinsi yang dihuni oleh banyak kaum Hazara. Pemerintah Afghanistan sebelumnya menolak melakukan ini karena akan menghabiskan banyak dana.
Kelompok Hazara yang berbicara bahasa Persia merupakan penganut Syiah yang diperkirakan berjumlah 9 persen dari keseluruhan populasi Afghanistan. Hazara merupakan kelompok minoritas ketiga terbesar dan disebut mendapat diskriminasi sejak lama. Ribuan orang Hazara tewas ketika Taliban berkuasa.
Klaim ISIS
Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini lewat kantor beritanya, Amaq.
“Dua militan dari ISIS meledakkan bom bunuh diri dalam kerumunan Syiah di Kota Kabul di Afghanistan,” kata Amaq.
Sebelum klaim ini, kelompok Taliban membantah bahwa mereka yang melancarkan serangan dan menyebutnya dilakukan oleh “lingkaran musuh.”
(stu)