Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan Jabhat al-Nusra memutuskan hubungan dengan al-Qaidah dan mengubah namanya menjadi Jabhat Fateh al-Syam, menurut video dari pemimpinnya, Abu Mohammad al-Golani.
Dilansir
CNN, dalam kemunculan pertama Golani di video ini, ia mengatakan bahwa Jabhat Fateh al-Syam “tidak memiliki afiliasi dengan entitas eksternal.”
Ia mengatakan bahwa perubahan itu tidak berarti perpisahan secara ideologi. Justru, untuk menyingkirkan pembenaran dari dunia inernasional—dipimpin oleh Amerika Serikat dan Rusia—untuk “memborbardir dan menyingkirkan Muslim… di bawah tipuan menargetkan Jabhat al-Nusra.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman oleh Golani ini terjadi kurang dari dua pekan setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan bahwa AS dan Rusia telah sepakat untuk bekerja sama di Suriah untuk melawan al-Nusra guna “mengembalikan gencatan senjatam mengurangsi kekerasan secara signifikan dan membantu menciptakan ruang bagi transisi politik.”
Al-Qaidah sudah memberikan respons atas ‘perpisahan’ ini, menurut Ahmad Hasan Abu al Khayr al-Masri, yang merupakan orang nomor dua di al-Qaidah. Masri berbicara lewat pesan audio yang dirilis oleh Nusra.
Ayman al-Zawahiri, pemimpin al-Qaidah, lewat pesan audio terpisah juga menyatakan dukungan atas hal itu, dan menyerukan agar kelompok jihadis berhenti berseteru.
Jabhat al-Nusra sendiri muncul di akhir 2011, di awal merebaknya perang sipil Suriah. Anggotanya mayoritas merupakan warga Suriah yang telah berperang di Irak melawan pasukan AS selama invasi AS.
Nusra menjadi salah satu faksi kuat yang memerangi rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan saat ini menguasai beberapa wilayah di barat laut Suriah.
(stu)