Setelah 16 Tahun, Aktivis India Akhirnya Berhenti Mogok Makan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 09 Agu 2016 14:26 WIB
Selama 16 tahun India memasukkan paksa makanan dengan selang melalui hidung Sharmila. Wanita ini akhirnya menghentikan aksi mogok makan tersebut.
Selama 16 tahun India memasukkan paksa makanan dengan selang melalui hidung Sharmila. Wanita ini akhirnya menghentikan aksi mogok makan tersebut. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis wanita India, Irom Chanu Sharmila, akhirnya memutuskan menghentikan aksi mogok makan yang telah dilakukannya selama 16 tahun. Aksinya ini tidak berhasil memaksa pemerintah menghapuskan undang-undang militer yang kontroversial.

Sharmila yang dikenal dengan julukan "wanita besi-nya India" ini dipaksa makan dengan selang melalui lubang hidung selama 16 tahun. Wanita 44 tahun ini akan makan untuk pertama kalinya pada Selasa pekan ini.

Sharmila melakukan aksi mogok makan pada usia 28 tahun usai Pembantaian Malom oleh tentara paramiliter yang menewaskan 10 orang di desa kecil di Imphal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi ini dilakukannya mulai 2 November 2000 untuk mendesak pemerintah menghapuskan Undang-undang Kekuatan Khusus Angkatan Bersenjata, AFSPA, yang memberikan militer kewenangan membunuh di daerah pemberontakan.

Sharmila bersumpah tidak akan makan, minum, menyisir rambut atau melihat ke cermin sampai AFSPA dicabut. Tiga hari setelah mulai aksi mogok makan, dia ditahan polisi dan dikenakan dakwaan "percobaan bunuh diri" yang merupakan kejahatan di India.

Pada 21 November 2000, pengadilan memutuskan Sharmila harus rutin diberi makan paksa dengan selang melalui lubang hidung setelah kesehatannya menurun.

Sejak itu, Sharmila harus melapor ke pengadilan setiap empat hari sekali. Dalam pengadilan terakhir pada 9 Agustus lalu, dia mengatakan aksinya ini tidak berhasil mendesak pemerintah dan akan menggunakan cara lain.

Perjuangan Sharmila membuat dia disandingkan dengan nama besar seperti Aung San Suu Kyi dan Nelson Mandela.

Dikutip The Guardian, Sharmila mengakhiri mogok makannya bertepatan dengan peringatan 70 tahun gerakan Quit India, sebuah hari simbolis perjuangan India dalam memperoleh kebebasan dari kolonial Inggris.

Ada dugaan juga, keputusan Sharmila dipengaruhi oleh kekasihnya, Desmond Couhtino, warga India keturunan Inggris. Selain itu, Sharmila mengaku akan terjun ke dunia politik dengan mengikuti pemilihan anggota dewan di Manipur.

Keluarganya dan orang terdekatnya mengaku belum mengetahui ihwal keputusannya mengakhiri aksi mogok makan.

Irom Chanu Sharmila dipaksa makan lewat hidung. (Wikipedia)

Kru televisi, jurnalis dan aktivis HAM telah berkumpul di kota Imphal untuk menyaksikan Sharmila disuapi oleh ibunya. Di awal aksinya, dia bersumpah tidak akan masuk ke rumah ibunya sampai pemerintah menghapuskan AFSPA. Jika aksinya berhasil, dia mengatakan saat itu, makanan pertama akan masuk ke mulutnya melalui tangan ibunya.

Keputusan Sharmila ini menuai pro dan kontra. Beberapa pihak mengatakan Sharmila telah terbuai dunia politik, sementara sebagian besar lainnya memaklumi.
"Saya tidak mengatakan keputusannya salah. Saya menghormati dia setelah Dewa. Dia telah berkorban banyak dalam 16 tahun terakhir. Dia tidak berjuang untuk dirinya sendiri, atau untuk seseorang yang dikenalnya, tapi untuk kami semua," kata Tokpam Somorendra, ayah dari korban tewas dalam pembantaian di Malom.

Keluarga korban lainnya mengaku mendukung keputusan Sharmila dan rencananya terjun ke dunia politik.

"Dia tidak makan selama 16 tahun tapi dia tidak bisa mencapai tujuannya. Ini adalah strateginya, dan kami harus mendukungnya. Jika dia ikut pemilu, sudah pasti kami akan memilihnya," ujar Sinan Chandrajni Devi, anggota keluarga korban pembantaian Malom. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER