Lima Puluh Persen Karyawati Inggris Alami Pelecehan Seksual

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 10 Agu 2016 21:06 WIB
Lebih dari 50 persen perempuan Inggris mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, tapi 80 persen di antaranya memilih untuk tidak melaporkan insiden tersebut.
Ilustrasi. (Getty Images/CNN Indonesia.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 50 persen perempuan Inggris mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, tapi 80 persen di antaranya memilih untuk tidak melaporkan insiden tersebut.

Menurut hasil survey teranyar dari Trades Union Congress (TUC) dan Everyday Sexism yang dilansir pada Rabu (10/8), hampir satu dari lima responden mengatakan bahwa sang pelaku merupakan pengawas utama mereka di kantor.

"Angka ini mengejutkan dan seharusnya menjadi peringatan. Pelecehan seksual masih menjadi masalah besar bagi perempuan di tempat kerja. Tidak bisa hilang begitu saja," ujar kepala bagian kesetaraan dari TUC, Alice Hood, kepada Reuters.
Sementara itu, sekitar seperempat dari total 1.533 responden mengaku merasa tak perlu ambil pusing mengenai tindakan itu karena tidak yakin insiden itu dapat dilaporkan sebagai bentuk pelecehan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hood, para korban tidak melaporkan insiden itu karena malu dan berpikir mereka tidak akan dianggap serius, atau khawatir peluang kariernya tertutup.

Dalam survei tersebut memang terkuak fakta bahwa kelompok usia 18 hingga 24 tahun merupakan jenjang yang paling rentan menerima pelecehan seksual. Dua pertiga responden yang termasuk dalam kelompok tersebut terbukti mengalami pelecehan seksual.

TUC mengategorikan pelecehan seksual tersebut termasuk kelakar atau sindiran seksual, sirkulasi pornografi, sentuhan tak sopan, atau bahkan kegiatan berbau seks yang lebih jauh.

Hampir sepertiga responden mengatakan bahwa mereka kerap menjadi subjek candaan seksual di tempat bekerja. Seperempat dari mereka bahkan mengalami sentuhan tak diinginkan, seperti di dengkul atau punggung bagian bawah.
"Tidak ada perubahan seperti yang dibayangkan orang. Hal ini akan terus terjadi karena tidak dibicarakan. Perempuan merasa tidak dapat membicarakannya dan ketika mereka bicara, tidak ada tindakan sama sekali," ucap Laura Bates, pendiri Everyday Sexism.

Hood pun mengimbau perusahaan untuk melawan dan menghadapi pelecehan seksual itu melalui pelatihan staf, mengubah budaya kerja, dan menerapkan kebijakan yang kuat.

"Perusahaan harus bertindak lebih. Ini merupakan masalah besar. Langkah pertamanya adalah dengan menganggap hal ini serius sehingga orang tahu bahwa pelecehan tidak dapat ditoleransi," kata Hood. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER