Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan militer Thailand merilis surat perintah penangkapan tersangka kedua terkait rangkaian ledakan bom pada pekan lalu yang merenggut empat nyawa dan melukai puluhan orang lainnya.
"Pengadilan telah menerima surat penangkapan satu tersangka kasus ledakan. Kami tidak dapat menjabarkan identitas individu itu," ujar komandan Divisi Perencanaan Perlawanan Kejahatan Thailand, Chaiyapol Chatchaidet, seperti dikutip
Reuters.
Ini merupakan penangkapan kedua terkait rangkaian ledakan pada pekan lalu. Pada Minggu (14/8), kepolisian Thailand mengeluarkan surat penangkapan untuk salah satu tersangka yang diduga juga melakukan pembakaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rangkaian ledakan ini terjadi di tujuh provinsi berbeda pada Kamis hingga Jumat pekan lalu, hanya berselang beberapa hari setelah Thailand mengadakan referendum untuk mengadopsi konstitusi yang disokong militer.
Pada Senin (15/8), Menteri Pertahanan Thailand, Prawit Wongsuwan, mengatakan bahwa serangan ini bisa jadi melibatkan pemberontak yang dipekerjakan khusus untuk melakukan pengeboman.
Namun, ia meyakini bahwa pengeboman ini bukan bagian dari perang separatis Muslim yang selama ini terjadi di wilayah selatan negeri itu.
Para ahli keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa bantahan pemerintah akan keterlibatan pemberontak Muslim ini tidak mengejutkan. Pasalnya, sebuah pengakuan dapat berdampak serius pada perekonomian dan keamanan di Thailand.
Thailand sendiri merupakan negara dengan mayoritas penduduk Buddha. Namun, tiga provinsi di wilayah selatan negara itu, yaitu Pattani, Yala, dan Narathiwat didominasi oleh penduduk Muslim. Mereka menolak peran pemerintah pusat.
Sejak melakukan perlawanan besar pada 2004, lebih dari 6.500 orang tewas dalam berbagai insiden penembakan dan serangan pembakaran.
(stu/stu)