Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Venezuela menghancurkan hampir 2.000 senapan dan pistol di alun-alun kota Caracas. Langkah ini sejalan dengan kampanye pengendalian senjata yang baru diluncurkan oleh Menteri Dalam Negeri Nestor Reverol di salah satu negara dengan tingkat kejahatan tertinggi di dunia itu.
Dilaporkan
Reuters, Reverol menyatakan aksi penghancuran senjata tersebut menandai pembaruan upaya untuk melucuti senjata di kalangan masyarakat Venezuela. Bahkan, untuk mengurangi peredaran senjata di masyarakat, pemerintah Venezuela menawarkan program barter, senjata ditukarkan dengan barang-barang elektronik yang menjadi langka sejak negara itu dilanda krisis ekonomi.
Venezuela merupakan negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi kedua di dunia. Berbagai geng kriminal tumbuh sumbur di beberapa lingkungan yang dihuni warga miskin dan sering berbuat onar dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan mudahnya mendapatkan senjata. Di sisi lain, resesi ekonomi membuat polisi lebih sulit mendapatkan senjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pakar mengemukakan bahwa anggota geng kerap kali mendapatkan senjata dari petugas sendiri, baik dengan mencurinya atau membelinya dari aparat yang korup.
Dengan inflasi yang mencapai 185 persen pada 2015 dan lemahnya nilai mata uang, gaji polisi di Venezuela menurun drastis seiring dengan meningkatnya harga. Kondisi ini membuat praktik korupsi di kalangan petugas tumbuh subur.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menunjuk Reverol sebagai menteri dalam negeri, hanya beberapa hari setelah AS menuduhnya menerima suap dari para pedagang kokain.
"Kami akan menerapkan perlucutan senjata dan membawa perdamaian," kata Reverol kepada para wartawan ketika petugas menghancurkan berbagai senapan yang berkarat, pistol rakitan dan sejumlah beberapa senjata dengan tipe yang lebih baru, Rabu (17/8).
senjata lainnya hancur di menekan truk-mount. Beberapa anggota masyarakat menonton, meskipun lebih menari dengan sistem bermain musik salsa suara di dekatnya.
Dalam upaya lain untuk memperketat pengendalian senjata, lanjut Reverol, pemerintah Venezuela juga telah membeli teknologi laser untuk menandai amunisi sehingga seluruh peluru yang beredar dapat didaftarkan.
Para pakar menilai banyak amunisi yang digunakan dalam tindak kejahatan di Venezuela dibuat di sejumlah pabrik amunisi pemerintah daerah dan dijual oleh petugas yang korup.
(ama)