Peneliti: 60 Persen Air Tanah di Asia Terkontaminasi Arsenik

Dwi Fabrina Fajrin | CNN Indonesia
Selasa, 30 Agu 2016 21:57 WIB
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sekitar enam puluh persen air tanah di lembah sungai di Asia tidak bisa diminum dan tidak bisa digunakan untuk irigasi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sekitar enam puluh persen air tanah di lembah sungai di Asia tidak bisa diminum dan tidak bisa digunakan untuk irigasi. (Reuters/Amit Dave)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sekitar enam puluh persen air tanah di lembah sungai yang mampu menyokong kebutuhan air lebih dari 750 juta orang di Pakistan, India, Nepal, dan Bangladesh ternyata tidak bisa diminum dan tidak bisa digunakan untuk irigasi.

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience itu berdasarkan pada catatan lokal mengenai kadar dan kualitas air tanah dari tahun 2000 hingga 2012. Studi ini menujukkan bahwa ancaman terbesar bagi air tanah di lembah Sungai Indus dan Sungai Gangga bukanlah penipisan lapisan tanah, melainkan kontaminasi.

"Dua masalah utamanya yakni kadar garam dan kandungan racun arsenik," bunyi pernyataan para peneliti dalam laporan itu, dikutip dari The Guardian, Selasa (30/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporan itu, para peneliti menyebutkan bahwa sekitar 23 persen air tanah di kedalaman 200 meter lembah sungai tersebut terlalu asin dan sekitar 37 persen sudah terkontaminasi oleh racun arsenik.

Lembah Sungai Indus dan Sungai Gangga menyumbang sekitar seperempat dari ekstraksi air tanah sedunia. Air tanah yang dimaksud dalam laporan ini ialah air bersih yang tersimpan dalam tanah, pada celah tanah atau batu, dialiri oleh sungai dan air terjun.

Setiap tahunnya, sebanyak 15-20 juta sumur menyerap air tanah dari teluk sungai ini, meskipun terdapat kekhawatiran soal penipisan tanah.

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa permukaan air tanah sebenarnya stabil atau secara keseluruhan meningkat sekitar 70 persen dari akuifer, atau lapisan bebatuan yang dapat meloloskan atau menangkap air.

Sementara di kebanyakan daerah dengan populasi tinggi, kadar dan kualitas air tanah menurun hingga 30 persen.

Air tanah dapat berubah menjadi asin karena dampak alam maupun perbuatan manusia, contohnya irigasi persawahan yang tidak tepat dan drainase yang buruk.

Begitu juga dengan arsenik, dapat terbentuk secara alami namun kadarnya meningkat akibat penggunaan pupuk kimia dan pertambangan.

Menurut penelitian itu, air minum yanng terkontaminasi arsenik adalah masalah utama di kawasan tersebut. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER