Jakarta, CNN Indonesia -- Amarah memuncak di India karena kini rekaman video pemerkosaan massal marak dijajakan di toko-toko di sekitar Uttar Pradesh. Rakyat pun menuntut Menteri Kepala, Akhilesh Yadav, untuk lengser.
Times of India melaporkan bahwa video-video pemerkosaan yang berdurasi sekitar 30 detik hingga lima menit itu dapat terjual sampai ratusan, bahkan ribuan dalam satu hari. Satu video sendiri dihargai sekitar 50-150 rupe atau setara Rp9.800-29.000.
"Kami mengetahuinya. Kami mengambil tindakan yang seharusnya. Namun, sangat sulit karena penjualannya dilakukan secara sembunyi-sembunyi," ujar seorang wakil jenderal kepolisian Kota Agra, Ajay Sharma, seperti dikutip
The Independent.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uttar Pradesh memang merupakan gudangnya pemerkosaan di India. Dalam beberapa pekan belakangan saja, sudah ada sejumlah kasus di Uttar Pradesh.
Pekan lalu, seorang perempuan dan putrinya yang berusia 17 tahun diseret dari kendaraannya di jalan besar dan diperkosa selama berjam-jam di ladang sekitar. Media lokal mengabarkan bahwa kepolisian tidak merespons permintaan bantuan.
Di pekan yang sama,
Indian Express melaporkan bahwa perempuan lain juga diperkosa secara berkelompok di Uttar Pradesh. Menurut keterangan korban, insiden itu direkam menggunakan kamera ponsel.
Menurut
Times of India, banyak pelaku merekam kejahatan mereka sebagai alat ancaman agar korban tidak melapor ke kepolisian.
Sementara kasus terus bertambah, para korban terus mendapatkan stigma dan harus menjalani sistem peradilan yang kuno. Selama proses peradilan, korban dan saksi terkadang diintimidasi oleh pelaku, yang dalam beberapa kasus kemudian dibebaskan dengan jaminan.
Kekerasan terhadap perempuan memang terus meningkat di India. Pada 2014, tercatat 337.922 laporan kekerasan, termasuk pemerkosaan, penganiayaan, dan penculikan, meningkat 9 persen dari tahun sebelumnya.
Meningkatnya kekerasan ini menimbulkan desakan agar Yadav turun, hingga tagar #LawlessUP menjadi topik hangat di Twitter pada pekan ini.
Sebelumnya, gelombang protes atas pemerkosaan seorang perempuan di sebuah bus di New Delhi pada Desember 2012, mendesak pemerintah untuk memberlakukan hukuman lebih keras terhadap pelaku, termasuk hukuman mati bagi orang yang melakukan perkosaan hingga berkali-kali.
(ama)