Warga Venezuela Turun ke Jalan Tuntut Presiden Maduro Mundur

CNN | CNN Indonesia
Jumat, 02 Sep 2016 09:26 WIB
Para demonstran menuntut Presiden Venezuela Nicolas Maduro mundur, menyalahkannya atas krisis ekonomi dan kekurangan makanan.
Pemrotes dari kelompok oposisi memenuhi jalan-jalan di ibu kota Venezuela, Caracas, menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur. (Reuters/Christian Veron)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemrotes dari kelompok oposisi memenuhi jalan-jalan di ibu kota Venezuela, Caracas, menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur.

Menggunakan atribut putih-putih sambil mengibarkan bendera, para demonstran pada Kamis (1/9) menyalahkan Maduro atas kekurangan makanan serta krisis ekonomi yang melanda Venezuela.

"Tak ada makanan. Tak ada kertas. Tak ada obat. Kami sekarat," kata seorang warga Maria Alvarez kepada CNN en Espanol. "Tolong, bantu Venezuela. Ini harus berhenti. Maduro, Anda harus tahu bahwa waktu Anda sudah habis."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pemimpin oposisimenyebut demonstrasi itu sebagai aksi "Merebut Caracas" dan berharap proses damai mereka akan memberi hasil bersejarah.
CNN melansir, jumlah demonstran sendiri bervariasi, tergantung sumbernya.

Koalisi oposisi, Mesa de la Unidad Democratica (Dewan Persatuan Demokrasi), mengklaim lebih dari satu juta orang yang berpartisipasi. Namun kantor berita pemerintah AVN mengatakan ada sekitar 300 ribu orang yang turun ke jalan menghadiri protes anti-Maduro tersebut.

Pemrotes memenuhi tiga lokasi utama di timur Caracas, berdiri berhadap-hadapan dengan aparat keamanan.

Pihak oposisi memperingati para pemrotes bahwa pemerintah kemungkinan bersiap untuk menghadapi kerusuhan. Di lain pihak, pemerintah mengatakan bahwa pihak oposisi bertujuan untuk menciptakan kerusuhan di jalanan.

Kepada pendukungnya, Maduro mengatakan untuk bersiap akan ancaman kudeta. (Miraflores Palace/Handout via Reuters)
Sementara itu sebagai tandingan, demonstran pro-Maduro yang juga turun ke jalan mengenakan atribut merah, menyerukan protes "anti-kudeta."
Kepada pendukungnya, Maduro mengatakan bahwa otoritas telah menangkap pemimpin oposisi yang berencana menanam bom di Caracas. Ia menekankan untuk bersiap jika harus menghadapi kudeta.

"Jika suatu hari datang dan Anda melihat sesuatu terjadi kepada Presiden Nicolas Maduro…turunlah ke jalan dan cari keadilan," kata Maduro.

Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah Venezuela menahan setidaknya enam pemimpin oposisi atas tuduhan berkonspirasi melawan pemerintah.

"Mereka yang ditahan punya sejarah dalam aksi destabilisasi negara kita, dan tidak bisa dikesampingkan bahwa akan ada lebih banyak penahanan dan elemen kekerasan dari [kelompok] ultra kanan Venezuela," kata Menteri Kehakiman Venezuela Nestor Reverol pekan ini.

Kepada pendukungnya, Maduro juga mengatakan akan ada penandatanganan dekrit untuk mencabut imunitas bagi anggota parlemen sehingga mereka bisa diadili jika melakukan kejahatan. Majelis Nasional Venezuela diduduki mayoritas kelompok oposisi.
Seorang pemimpin oposisi, Henrique Capriles, menuding pemerintah mencoba memblokir jalan-jalan agar banyak yang tidak ikut dalam aksi demonstrasi.

Ia mengatakan bahwa ancaman pemerintah tidak akan membuat gentar oposisi. Capriles sendiri kalah tipis dari Maduro dalam pemilu pada 2013 lalu, setelah meninggalnya Hugo Chavez.

"Maduro takut! Semakin banyak tantangan di luar sana, semakin banyak orang akan berada di jalanan dengan damai," kata Capriles di akun Twitter.

Kelompok oposisi mengatakan bahwa demonstrasi pada Kamis merupakan awal dari banyak demonstrasi lain ke depan, demi mendorong terwujudnya referendum.

Venezuela diprediksi akan kembali mengalami penurunan ekonomi 10 persen, dengan jumlah inflasi mencapai 700 persen. Situasi akan makin buruk, di tengah makin meluasnya kekurangan makanan dan pasokan listrik, serta meningkatnya tindak kriminal. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER