Jakarta, CNN Indonesia -- Hillary Clinton didiagnosis terkena pneumonia oleh Lisa Bardack, dokter pribadi calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat tersebut.
Kondisi kesehatannya mulai menjadi sorotan publik setelah ia terlihat sakit ketika menghadiri acara peringatan tragedi 9/11 pada Minggu (11/9) pagi. Video yang populer di jejaring sosial menunjukkan Clinton berjalan gontai dan lututnya lemas hingga akhirnya dibawa pulang.
Setibanya di rumahnya di Chappaqua, New York, Clinton diperiksa. Menurut Bardack, Clinton mengalami batuk karena alergi. Bardack juga mengungkapkan hasil pemeriksaan pada Jumat (9/9) menunjukkan bahwa Clinton mengidap pneumonia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ia meminum antibiotik dan disarankan untuk beristirahat dan mengganti jadwalnya. Sementara dalam acara pada pagi tadi, dia kepanasan dan dehidrasi. Saya baru saja memeriksanya dan sekarang ia mulai pulih," kata Bardack seperti dikutip
Reuters.
Hingga kini, belum diketahui apakah Clinton akan mengubah jadwal kegiatan. Menurut agenda yang disusun timnya, Clinton dijadwalkan pergi ke California pada Senin (12/9) untuk beberapa acara kampanye dan penggalangan dana.
Ketua Komite Nasional Partai Demokrat, Donna Brazile, mengatakan bahwa Clinton kini sudah pulih dan "tak sabar untuk melanjutkan rangkaian kampanyenya dan kembali berjalan menuju kemenangan."
Sejumlah rekan Clinton pun menganggap bahwa pengumuman ini sebenarnya menunjukkan betapa kuatnya sang capres.
"Setelah didiagnosis pneumonia, Hillary Clinton mengikuti rapat mengenai keamanan nasional selama dua jam, menggelar konferensi pers, dan menghabiskan waktu 1,5 jam di tengah teriknya acara 9/11. Hal mengagumkan yang seharusnya mematahkan segala konspirasi kesehatannya," ucap Peter Daou, orang yang pernah bekerja sama dengan Clinton dan kini memiliki sebuah perusahaan komunikasi.
Belakangan ini, isu kesehatan Clinton menjadi perhatian publik. Ia kerap terlihat batuk di tengah aktivitas kampanye tanpa keterangan jelas dari timnya.
Bungkamnya tim kampanye Clinton terhadap isu kesehatan ini menimbulkan banyak spekulasi dari masyarakat.
Rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump, pun mulai menggunakan isu kesehatan ini sebagai bahan kampanye, dan menyebut Clinton tak memiliki cukup stamina untuk menghadapi lawan dari luar negeri.
Beberapa pengamat strategi politik mengatakan bahwa tim kampanye Clinton seharusnya memberikan konfirmasi agar tak menimbulkan banyak spekulasi. Pengumuman dari dokter Clinton ini pun dianggap sebagai satu langkah yang baik.
"Saya pikir, mereka melakukan hal yang benar. Ia telah diperiksa dan hasilnya diumumkan melalui sebuah pernyataan. Hal ini mengurangi spekulasi," ujar ahli strategi untuk Partai Demokrat, Bud Jackson.
Jackson kemudian mengatakan bahwa insiden pada peringatan 9/11 ini harus menjadi pembelajaran bagi tim kampanye Clinton untuk lebih transparan mengenai kesehatan sang capres.
Untuk ke depannya, kata Jackson, tim kampanye lebih baik mengumumkan langsung daripada isu ini sudah tersebar terlebih dahulu di berbagai media sosial.
Masalah kesehatan Clinton sebenarnya sudah menjadi perhatian sejak Desember 2012 lalu, ketika ia dinyatakan mengalami pembekuan darah.
Namun dalam secarik surat dokter pada Juli 2015 lali, Clinton dinyatakan dalam kondisi kesehatan prima dan layak untuk mencalonkan diri dalam pemilu.
Saat itu, Trump juga didesak untuk merilis informasi rinci mengenai kesehatan dan rekam medisnya.
Akhirnya, dokter pribadi Trump merilis surat singkat yang menyatakan bahwa tekanan darah capres dari Partai Republik itu sangat baik dan "dia akan menjadi pribadi paling sehat yang pernah terpilih dalam pencalonan ini."
(vws)