David Cameron Mengundurkan Diri dari Parlemen Inggris

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Senin, 12 Sep 2016 22:40 WIB
Pengajuan pengunduran diri Cameron sebagai anggota parlemen telah disampaikan kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May.
Pengajuan pengunduran diri Cameron sebagai anggota parlemen telah disampaikan kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May. (REUTERS/Stefan Wermuth)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, telah resmi mengakhiri karier politiknya, dengan menyatakan mundur dari parlemen pada Senin (12/9), seperti yang dikutip dari Reuters.

Keputusannya itu dinyatakan dalam beberapa minggu, setelah hasil pemungutan suara menyatakan kalau Inggris tidak lagi ingin bergabung dengan kelompok Uni Eropa, atau yang disebut dengan referendum Brexit.

Cameron, yang sebelumnya menginginkan Inggris tetap bergabung dalam Uni Eropa, mengaku pengunduran dirinya dilatarbelakangi oleh alasan tidak ingin menjadi "distraksi" dalam isu tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengajuan pengunduran diri Cameron telah disampaikan kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Dalam pengajuannya, ia juga mengatakan kalau tidak lagi ingin menjadi perwakilan dari daerah pemilihannya di Oxfordshire, karena merasa ada politisi yang lebih pantas dan berhak untuk mewakili daerah pemilihannya itu.

"Saya telah lama memikirkan hal ini, selama musim panas. Dan saya memutuskan untuk mundur sebagai perwakilan dari daerah pemilihan saya di Witney," kata Cameron, saat diwawancara oleh BBC TV.

"Menurut pandangan saya, setelah saya mengundurkan diri menjadi perdana menteri, rasanya tidak mungkin untuk tetap menjadi anggota parlemen. Karena apa yang saya lakukan akan membuat distraksi untuk pemerintah, yang sedang membuat langkah besar demi negara ini," lanjutnya.

Cameron, yang memulai karier politiknya sejak 2010, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri pada Juni kemarin.

Pengunduran dirinya terkait dengan hasil referendum Brexit, yang menyatakan kalau 52 persen warga negara Inggris memilih untuk tidak lagi bergabung dengan Uni Eropa, karena menginginkan negaranya berada di bawah kepemimpinan baru.

Keputusan pria yang telah berusia 49 tahun itu untuk mengakhiri karier politiknya dirasa mengejutkan, karena sebelumnya ia menyatakan akan tetap merampungkan tugasnya hingga masa pemilihan pada 2020.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER