Jet AS Bombardir Pabrik Senjata Kimia ISIS di Irak

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 14 Sep 2016 06:49 WIB
Pasukan tempur udara Amerika Serikat memborbadir puluhan titik di Irak yang diyakini tempat ISIS memproduksi senjata kimia.
Ilustrasi serangan udara. (Purestock/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan tempur udara Amerika Serikat memborbadir puluhan titik di Irak yang diyakini tempat ISIS memproduksi senjata kimia.

Menurut Kepala Komando Pusat Angkatan Udara AS, Letjen AU Jeffrey Harrigian, yang dikutip CNN, sebanyak 12 jet tempur dikerahkan untuk menghancurkan fasilitas-fasilitas yang diduga pabrik pembuat senjata kimia di 50 titik berbeda.

Harrigian dalam pernyataannya di Pentagon pada Selasa (13/9) mengaku saat ini belum mengetahui pasti senjata kimia apa yang dibuat di pabrik-pabrik tersebut. Namun berbagai laporan lembaga internasional menyebutkan, ISIS telah menggunakan bom mustard untuk penyerangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan udara AS itu dilakukan pada Senin lalu. Harrigian mengatakan serangan dilakukan di Mosul, salah satu kota terbesar Irak yang dikuasai ISIS, menggunakan jet tempur F-15, A-10, F-18, F-16 dan B-52.

Operasi ini dilakukan menyusul laporan PBB bulan lalu yang menyebutkan rezim Bashar Al Assad dan ISIS sama-sama menggunakan senjata kimia dalam perang selama lima tahun di Suriah.

Hasil penyelidikan selama setahun oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) pada Agustus lalu menyebutkan rezim Assad menggunakan gas klorin setidaknya dua kali sejak 2013. Sementara OPCW juga melaporkan ISIS menyerang dengan gas mustard.

Kedua jenis senjata kimia tersebut menyerang sistem pernapasan, membuat yang terpapar sesak dan akhirnya tidak bisa menghirup oksigen lagi.

Sejak laporan itu keluar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Ned Price, mengatakan senjata kimia ISIS adalah prioritas utama penghancuran.

Penggunaan senjata kimia di Ghouta, Suriah, tahun 2012 oleh Assad yang menewaskan antara 281 hinga 1.729 orang kian membuka mata Barat soal parahnya konflik di negara itu.

Usai serangan kimia itu, Presiden AS Barack Obama mengancam akan melakukan intervensi militer di Suriah. Namun AS urung menyerang Suriah setelah Assad yang dibekingi Rusia sepakat memusnahkan senjata kimia mereka. Namun nyatanya, penggunaan senjata terlarang ini masih dilakukan oleh pemerintah Damaskus. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER