Konflik Air Picu Kerusuhan di India, Dua Orang Tewas

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 14 Sep 2016 13:54 WIB
Kerusuhan pecah setelah pengadilan tinggi India memerintahkan penambahan volume air ke negara bagian Tamil Nadu melalui sungai yang melalui Karnataka.
Kerusuhan pecah setelah pengadilan tinggi India memerintahkan penambahan volume air ke negara bagian Tamil Nadu melalui sungai yang melalui Karnataka. (Reuters/Abhishek N. Chinnappa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Bangalore di India yang biasanya tenang berubah mencekam setelah kerusuhan terjadi beberapa hari terakhir, menewaskan dua orang. Insiden terjadi akibat penjatahan air bagi petani di dua negara bagian.

Diberitakan CNN, Rabu (14/9), ketegangan di Bangalore terjadi setelah pada 5 September lalu Pengadilan Tinggi memerintahkan negara bagian Karnataka melepaskan 15 ribu kaki kubik air per detik dari penampungan untuk meredam kekeringan di negara bagian tetangga, Tamil Nadu.

Jutaan petani di kedua negara bagian mengandalkan air dari Sungai Cauvery untuk irigasi, yang mengalir dari Karnataka menuju Tamil Nadu sebelum bermuara di Teluk Bengali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petani di Tamil Nadu menuding Karnataka menahan air sehingga mereka tidak mendapatkan cukup untuk pengairan. Namun keputusan pengadilan menambah aliran air ke Tamil Nadu menuai kerusuhan di Karnataka sejak Senin lalu.

"Kami siap berkorban nyawa, tapi tidak Cauvery," kata seorang demonstran, menyebut nama sungai yang melintasi daerah mereka.

"Cauvery milik Karnataka," ujar massa saat itu.

Toko-toko dijarah dan lebih dari 100 mobil, bus dan truk di Bangalore dibakar. Seorang demonstran tewas ditembak polisi, korban tewas lainnya adalah warga yang jatuh dari ketinggian ketika menghindari penangkapan polisi.

Ribuan aparat diturunkan ke kota pusat teknologi India tersebut. Sementara aparat mengeluarkan larangan berkumpul dan menerapkan jam malam di beberapa wilayah. Menteri negara bagian Karnataka menyebutkan, 200 orang yang diyakini pengacau telah ditahan.

Akhirnya pengadilan tinggi menurunkan kembali jumlah aliran air ke Karnataka dari penampungan menjadi 12 ribu kaki kubik per detik setiap hari hingga 30 September.

Konflik dua negara bagian terkait pembagian air sungai Cauvery telah berlangsung sejak tahun 1800. Beberapa perjanjian telah disepakati, namun tidak ada yang berhasil menyelesaikan masalah.

Perdana Menteri India Narendra Modi menyerukan warga Karnataka untuk tenang dan menahan diri.

"Kekerasan tidak bisa memberi solusi untuk semua masalah. Dalam demokrasi, solusi ditemukan melalui sikap menahan diri dan dialog," kata Modi. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER