Maksud Hati Serang ISIS, AS Malah Bombardir Pasukan Suriah

Deddy S | CNN Indonesia
Minggu, 18 Sep 2016 04:52 WIB
Sebanyak 62 tentara Suriah jadi korban serangan salah sasaran pasukan koalisi Amerika Serikat. Kelompok HAM malah mengklaim jumlah korban 83 orang.
Ilustrasi (CNN Indonesia/REUTERS/Abdalrhman Ismail)
Jakarta, CNN Indonesia -- Angkatan Bersenjata Suriah menjadi korban serangan udara sekutu yang dipimpin Amerika Serikat. Rusia mengklaim sebanyak 62 orang tentara Suriah di dekat bandar udara Deir Ezzor tewas akibat serangan itu.

CNN yang mengutip kantor berita Sputnik, melansir pernyataan pejabat tinggi militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, yang mengatakan dua pesawat F-16 dan dua A-10 meluncurkan empat serangan.

Serangan pun langsung dihentikan. Pernyataan dari Pusat Komando AS menyebutkan bahwa pasukan koalisi sebetulnya ditujukan pada militan ISIS dan sudah memberitahu Rusia sebelum melakukan serangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Serangan pasukan koalisi segera dihentikan saat pejabat Rusia mengabarkan bahwa serangan itu telah menargetkan pasukan dan kendaraan militer Suriah,” demikian pernyataan pusat komando AS.

Adapun Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di London, menyebutkan korban tewas akibat serangan itu mencapai 83 orang dan 120 prajurit terluka.

Serangan fatal ini terjadi pada saat adanya kesepakatan gencatan senjata antara pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak. Tapi gencatan itu tak mencakup kelompok militan seperti ISIS dan Jabhat Fateh al-Sham.

Melihat Aleppo Setelah Gencatan Senjata

Gencatan senjata terbaru di Suriah sudah berlangsung kurang dari sepekan. Bagaimana suasana gencatan senjata itu di Aleppo, kota terbesar di Suriah?

CNN mendapat akses ke sebuah area di Aleppo, yang diklaim sebagai lokasi pertempuran terburuk antara pasukan pemerintah dan pemberontak: suburban Ramouseh.

Pemberontak sempat menguasai daerah ini selama beberapa saat. Jejak-jejak pertempuran masih jelas terlihat di antero daerah itu.

Tentara masih bermanuver dengan kendaraan bersenjata maupun berjaga-jaga di beberapa titik. Mereka tak sepenuhnya yakin bahwa kedamaian akan berlangsung seterusnya.

“Kami patuh pada gencatan senjata, tapi pihak sana tidak. Itulah mengapa saya pikir gencatan senjata ini efektif,” tutur seorang pejuang pro pemerintah bernama Yassin.

Letusan senjata masih kadang terdengar. Pemberontak sendiri menyatakan, pasukan pemerintahlah yang melanggar gencatan senjata.

Kedua pihak percaya, kubu lawan sedang menyusun strategi untuk menguasai kembali Ramouseh, sebagai pintu masuk ke Aleppo.

Beberapa pekan lalu, pasukan pemberontak mencoba menembus pertahanan pasukan pemerintah di Aleppo timur dan pertempuran pecah di Ramouseh.

Tertekan oleh serangan itu, pasukan Suriah kemudian mendapat bantuan dari Rusia dan angkatan udara Suriah dan kembali menguasai daerah tersebut.

Saling serang, saling menguasai antara pasukan pemberontak dan pemerintah, yang ‘sial’ tetaplah warga sipil. Banyak yang tewas dan terluka.

CNN menyambangi Rumah Sakit Razi. Di sana ada seorang pria dan putranya, terbaring bersisian. Ahmad Jabr dan putranya yang berusia 7 tahun, Mahmud.

Mereka korban ledakan bom kiriman kelompok pemberontak pada hari gencatan senjata diumumkan. “Saya merasakan pecahan bom di tubuh saya,” katanya, dengan suara menahan sakit.

Mahmud beruntung. Tiga saudaranya tewas dalam serangan itu.

Meski gencatan senjata diumumkan, korban tak kunjung berhenti berdatangan ke rumah sakit, besok dan besoknya lagi. Salah satunya adalah Mahmud Jassim, 16 tahun.

“Saya sedang memperbaiki kabel listrik,” tuturnya. “Lalu penembak menembaki truk kami dan terkena kaki saya.”
(ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER