Presiden Suriah: Perang Akan Terus Berlanjut

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 23 Sep 2016 16:33 WIB
Bashar al-Assad menyatakan perang Suriah merupakan bagian dari konflik global dan akan berlanjut berlarut-larut akibat banyak negara campur tangan.
Bashar al-Assad menyatakan perang Suriah merupakan bagian dari konflik global dan akan berlanjut berlarut-larut akibat banyak negara campur tangan. (Reuters/SANA/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan perang saudara yang telah berlangsung selama lebih dari lima tahun dan menewaskan ribuan warganya merupakan bagian dari konflik global dan akan terus berlangsung berlarut-larut akibat banyaknya negara yang turut campur tangan.

"Ketika Anda berbicara tentang hal itu sebagai bagian dari konflik global dan konflik regional, Anda akan melihat banyak faktor eksternal tidak dapat Anda kontrol, perang itu akan terus berlanjut berlarut-larut," kata Assad dalam wawancara dengan AP News, Kamis (22/9), dikutip dari Reuters.

Perang saudara di Suriah telah menewaskan setidaknya 400 ribu jiwa, menurut perkiraan PBB. Berbagai negara campur tangan dalam perang ini, termasuk Rusia, Iran dan milisi Syiah di Timur Tengah yang mendukung Assad. Sementara, kelompok pemberontak didukung oleh Amerika Serikat, Turki dan negara-negara Teluk Arab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konflik di Suriah juga menyebabkan jutaan orang terpaksa melarikan diri dari ke berbagai negara, memicu krisis pengungsi di Eropa sejak pertengahan 2015 lalu. Sejumlah tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan juga mewarnai perang ini, termasuk serangan senjata kimia, gas beracun, pengepungan wilayah yang menyebabkan warga kelaparan dan serangan terhadap fasilitas medis serta rumah sakit.

Dalam kesempatan tersebut, Assad juga menegaskan bahwa Rusia tidak berada di balik serangan udara yang menghantam konvoi truk bantuan PBB dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC) pekan ini, yang menewaskan setidaknya 20 warga sipil.

Sejumlah pejabat militer AS sebelumnya menuding Moskow bertanggung jawab atas serangan yang menghantam 18 dari 31 truk yang membawa bantuan kemanusiaan.

"Konvoi itu berada di daerah militan, di daerah yang berada di bawah kendali teroris. Karena itulah seharusnya mereka menuduh para militan atau teroris yang bertanggung jawab atas insiden konvoi ini," ujar Assad.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi," ucap Assad.

Amerika Serikat dan Rusia kini tengah memimpin upaya diplomatik untuk menegosiasikan gencatan senjata yang dapat bertahan lama di penjuru Suriah. Kedua negara juga tengah berdiskusi soal mengkordinasikan serangan melawan militan ISIS dan kelompok militan yang sebelumnya dikenal dengan nama Front al-Nusra.

Gencatan senjata sebelumnya diterapkan pekan lalu dan hanya mampu bertahan selama tujuh hari. Aksi kekerasan pun kembali berkobar.

Assad juga mengaku ragu atas niat Amerika Serikat di Suriah. Menurut Assad, AS "tidak memiliki kemauan" untuk memerangi militan.

"Saya tidak percaya Amerika Serikat akan siap untuk bergabung dengan Rusia dalam memerangi teroris di Suriah. Amerika Serikat tidak tulus, dalam upaya menghentikan kekerasan di Suriah."

Pemerintah Suriah menganggap bahwa semua kelompok yang menentang rezim Assad adalah kelompok teroris. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER