Pengungsi Suriah Bantu Tangkap Perencana Bom Bandara Berlin

Amanda Puspita Sari/AFP | CNN Indonesia
Selasa, 11 Okt 2016 09:51 WIB
Tiga pengungsi Suriah membantu polisi Jerman menangkap seorang pengungsi Suriah lainnya yang diduga merencanakan serangan di bandara Berlin.
Ilustrasi (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pengungsi Suriah yang diduga merencanakan serangan pengeboman di bandara Berlin berhasil ditangkap pihak berwenang Jerman pada awal pekan ini atas bantuan tiga pengungsi Suriah lainnya.

Jaber Albakr, 22, sudah diincar polisi sejak akhir pekan lalu atas dugaan terkait dengan kelompok militan ISIS dan merencanakan serangan di bandara Berlin. Namun, Albakr berhasil lolos ketika petugas menggerebek apartemennya di Chemnitz, Jerman timur, Sabtu (8/10).

Dalam penggerebekan itu, polisi menemukan 1,5 kilogram TATP, bahan peledak buatan yang digunakan para teroris dalam serangan di Paris dan Brussles lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami pikir ini adalah produk kimia terakhir yang ia butuhkan untuk membuat bom," kata kepala intelijen domestik Jerman, Hans-Georg Maassen, dikutip dari AFP.

Joerg Michaelis, kepala penyidik negara bagian Saxony menyatakan bahwa bahan peledak yang ditemukan, "hampir siap, atau sudah siap untuk dioperasikan." Michaelis menyebut Albakr diduga tengah "mempersiapkan serangan bom", kemungkinan dalam bentuk rompi bunuh diri.

Setelah dua hari diburu, petugas akhirnya berhasil menangkap Albakr pada Senin (10/10) dengan bantuan tiga pengungsi Suriah yang tinggal di Leipzig. Ketiganya bertemu dengan Albakr di stasiun kereta api Leipzig pada akhir pekan lalu dan tidak mengetahui bahwa Albakr merupakan buronan polisi.

Ketika bertemu, Albakr meminta diizinkan menumpang di rumah ketiga pengungsi Suriah itu. Tak lama, ketiganya mengetahui bahwa Albakr tengah diburu melalui peringatan yang dirilis polisi.

Albakr kemudian ditahan di tempat tinggal mereka. Salah satu pengungsi Suriah kemudian mendatangi polisi untuk memberi informasi keberadaan Albakr, sembari menunjukkan foto Albakr di ponselnya.

"Dia [pengungsi Suriah] menyatakan kepada petugas bahwa rekannya telah melumpuhkan Albakr dan mengikatnya, serta meminta kami untuk mendatangi apartemennya," kata Michaelis.

Berupaya menyuap

Pengungsi Suriah yang melapor kepada polisi mengungkapkan bahwa Albakr sebelumnya berupaya menyuap ia dan kedua rekannya sebesar 1.000 euro agar tidak melapor polisi, dan memberi tambahan US$200 dolar agar mereka membiarkannya lolos.

"Dia mencoba menyuap kami, tapi kami menyatakan bahwa dia bisa memberi kami uang sebanyak yang ia inginkan, kami tetap tidak akan membebaskannya," kata salah satu pengungsi Suriah yang hanya mau disebut sebagai Mohamed A, kepada stasiun televisi RTL.

Saat wawancara, Mohamed menjauhi kamera, sehingga hanya punggungnya yang terlihat kamera.

"Kami lalu mengikatnya dengan kabel listrik hingga polisi tiba," ujar Mohamed.

"Saya geram dengannya, saya tidak bisa menerima hal seperti ini, utamanya di sini, di Jerman, negara yang sudah membukakakn pintunya untuk kami," ujarnya.

Sementara, Maassen, menyatakan kepada stasiun televisi Jerman, ARD bahwa, "Kami telah menerima informasi dari dinas rahasia, bahwa pada awalnya ia ingin menargetkan kereta di Jerman, sebelum akhirnya memutuskan akan "menyerang salah satu bandara di Berlin."

Kanselir Jerman Angela Merkel pada Senin mengungkapkan rasa terima kasih kepada ketiga pengungsi Suriah yang telah "membuat kontribusi yang menentukan" dalam penangkapan.

Jerman telah dua kali dilanda serangan teror yang diduga terkait dengan kelompok militan ISIS pada Juli lalu. Serangan pertama ketika seorang menggunakan kapak penusuk para penumpang di atas kereta api, menyebabkan lima orang terluka. Sementara, bom bunuh diri di Ansbach melukai 15 orang.

Aksi kekerasan dan meningkatnya ancaman teror menimbulkan kekhawatiran terhadap pengungsi Suriah, terutama di Jerman yang sejak tahun lalu menerima lebih dari 900 ribu pengungsi. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER