Sekutu Putin kepada Warga AS: Pilih Trump atau Perang Nuklir

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2016 08:49 WIB
Vladimir Zhirinovsky menilai bahwa warga Amerika Serikat berisiko terseret dalam perang nuklir jika memilih Hillary Clinton sebagai presiden.
Vladimir Zhirinovsky menilai bahwa warga Amerika Serikat berisiko terseret dalam perang nuklir jika memilih Hillary Clinton sebagai presiden. (Reuters/Maxim Zmeyev)
Jakarta, CNN Indonesia -- Vladimir Zhirinovsky, sekutu ultra-nasionalis Presiden Rusia Vladimir Putin, menilai bahwa warga Amerika Serikat harus memilih Donald Trump sebagai presiden pada pemilu November mendatang, atau menerima risiko terseret ke perang nuklir.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Rabu (12/10), Zhirinovsky yang merupakan veteran anggota parlemen Rusia ini menyatakan bahwa Trump adalah satu-satunya tokoh yang mampu meredam ketegangan antara Moskow dan Washington yang belakangan terus meningkat.

"Hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat tidak bisa lebih buruk lagi. Satu-satunya cara hubungan keduanya dapat lebih memburuk adalah jika perang dimulai," kata Zhirinovsky, berbicara di kantornya, majelis rendah parlemen Rusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, Zhirinovsky menuding saingan Trump dari Demokrat, Hillary Clinton, dapat memicu Perang Dunia Ketiga.

"Warga Amerika yang berpartisipasi dalam pilpres pada 8 November harus menyadari bahwa mereka memberikan suara untuk perdamaian di Planet Bumi jika mereka memilih Trump. Tetapi, jika mereka memilih Hillary, itu tandanya perang. Akan ada Hiroshima dan Nagasaki di mana-mana," ujar tokoh yang menerima penghargaan negara dari Putin setelah partainya yang pro-Kremlin menjadi pemenang ketiga dalam pemilu parlemen bulan lalu.

Pernyataan ini dilontarkan Zhirinovsky di tengah ketegangan hubungan Washington dan Moskow karena berbeda pandangan dalam mengatasi konflik di Suriah dan Ukraina. Selain itu, pekan lalu Gedung Putih juga menuding Rusia meluncurkan serangan siber terhadap Partai Demokrat AS.

"Dia (Trump) tidak akan peduli tentang Suriah, Libya dan Irak dan mengapa Amerika harus mengganggu di negara-negara itu. Dan Ukraina, siapa yang butuh Ukraina?," kata Zhirinovsky, yang pernah mengaku sebagai teman dari diktator Irak, Saddam Hussein dan Muammar Gaddafi dari Libya.

Menyebut Clinton "mertua jahat", Zhirinovsky menilai pengalaman Clinton sebagai menlu AS pada pemerintahan Obama menunjukkan dia tak layak memimpin AS.

"Dia haus kekuasaan. Ia selalu menilai dirinya orang paling penting di planet ini, bahwa Amerika adalah negara yang luar biasa, seperti Obama. Itu berbahaya, dapat memicu perang nuklir," ujarnya.

"Trump akan memiliki kesempatan yang brilian untuk membuat hubungan lebih damai. Dia satu-satunya yang bisa melakukan ini," ujarnya, sembari menambahkan bahwa Trump bahkan bisa diganjar penghargaan Nobel Perdamaian.

Zhirinovsky dikenal di Rusia sebagai tokoh yang kerap meluncurkan pernyataan kontroversial demi menarik perhatian publik. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang setia pada kebijakan Kremlin.

Zhirinovsky pernah mengusulkan agar membuat pagar berduri di Rusia selatan untuk menghalau sebagian besar warga Muslim di kawasan tersebut. Langkah ini senada dengan janji kampanye Trump untuk membangun tembok di perbatasan demi menghalau imigran Meksiko dan menerapkan tes ideologi bagi warga Muslim yang ingin memasuki AS.

Zhirinovsky bahkan mengaku dirinya memang mirip dengan Trump, yang pernah dia temui di New York pada 2002. Zhirinovsky menyebut dia dan Trump memiliki usia yang sama dan sering berkata ceplas-ceplos. Ia bahkan pernah menyebut bahwa mungkin ia harus menjalani tes DNA untuk mengetahui apakah ia terhubung dengan Trump secara keturunan. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER