Jakarta, CNN Indonesia -- Donald Trump dengan mulut besarnya membuat ratusan politisi Partai Republik yang menyokongnya berlarian. Terakhir, Ketua DPR AS Paul Ryan angkat kaki dari kampanye Trump setelah bocoran rekaman perkataan cabul muncul di media.
New York Times mencatat sedikitnya ada 160 politisi Republik yang mencabut dukungannya terharap Trump. Hal ini tidak lain akibat seloroh Trump yang dinilai tidak pantas dan tidak mewakili pandangan mereka tentang masyarakat dan pemerintahan.
Paul Ryan dan John McCain adalah orang kuat di Republik yang menyatakan mundur dari kampanye Trump pekan ini. Ryan dan McCain keluar setelah kalimat cabul mengguncang kampanye Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak kali ini saja seloroh Trump memicu masalah. Dari awal dia buka mulut, sudah banyak politisi Republik yang hengkang. Salah satunya adalah Christine Todd Whitman, mantan gubernur New Jersey yang meradang setelah Trump menyarankan larangan masuk bagi Muslim menyusul serangan di San Bernardino yang menewaskan 16 orang, termasuk dua pelaku.
"Trump menyampaikan retorika kebencian dan mengeksploitasi ketidakamanan di negara ini, sama seperti halnya Hitler dan Mussolini untuk memimpin dalam Perang Dunia II," kata Whitman.
Mitt Romney, bekas calon presiden pada pemilu 2012, mengatakan Trump "tidak punya temperamen dan penilaian untuk menjadi presiden" saat memutuskan untuk menarik dukungannya terhadap Trump.
Di antara perkataan Trump yang membuat banyak sekali politisi Republik menarik dukungan adalah saat dia mengomentari pidato pasangan orang tua dari Humayun Khan, tentara Muslim AS yang tewas di Irak. Saat itu, orang tua Khan memprotes perkataan Trump yang rasis soal Muslim.
Trump saat itu mengomentari istri dari ayah Khan yang menurutnya tidak mengatakan apa pun karena keyakinannya membuatnya seperti itu.
"Saya tidak pernah seyakin ini bahwa Trump adalah sosiopat, tanpa ada perasaan bersalah, malu atau menyesal," kata Gordon J. Humphrey, mantan senator New Hampshire, saat mundur dari Trump.
Kontroversi terbaru Trump adalah soal rekaman suaranya pada 2005 yang merendahkan wanita. Dalam salah satu kutipannya, Trump mengatakan: "Saya menggerakkannya seperti pelacur. Tapi saya tidak bisa sampai ke sana. Dan dia menikah. Lalu tiba-tiba saya melihat dia, dia sekarang punya payudara besar yang palsu dan semuanya."
Akibat perkataannya itu, banyak politisi Republik memintanya segera mundur saja.
"Dia harus turun," kata William Bennet, mantan menteri pendidikan di bawah pemerintahan Ronald Reagan.
"Saya keluar. Dengan akal sehat, saya tidak bisa lagi mendukung orang ini jadi presiden. Ini adalah perkatan yang paling menghina dan menjijikkan yang bisa dibayangkan," ujar Jason Chaffez, anggota dewan dari Utah.
Menanggapi mundurnya ratusan orang dari kubunya, Trump tidak goyah dan bahkan terlihat menantang. Dalam salah satu Twitternya, dia mengatakan lega dengan keluarnya orang-orang yang dianggapnya "tidak setia" itu.
"Senang sekali belenggu telah hilang dari diri saya dan sekarang bisa berjuang untuk Amerika dengan cara yang saya inginkan," ujar Trump.
(den)