AS Yakin Hubungan dengan Filipina Dapat Membaik

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 25 Okt 2016 07:59 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry yakin bahwa AS dan Filipina dapat bekerja sama mengembalikan hubungan keduanya yang renggang.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry (kiri) yakin bahwa AS dan Filipina dapat bekerja sama mengembalikan hubungan keduanya yang renggang lantaran berbagai pernyataan kontroversial dari Presiden Rodrigo Duterte (kanan) belakangan ini. (Reuters/Aaron Favila)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry yakin bahwa AS dan Filipina dapat bekerja sama mengembalikan hubungan keduanya yang renggang, lantaran berbagai pernyataan kontroversial dari Presiden Rodrigo Duterte belakangan ini yang mengindikasikan "perceraian" antara kedua negara sekutu ini.

Dalam kunjungannya ke Beijing pekan lalu, Duterte mengumumkan "perpisahan" dengan AS dalam sektor ekonomi dan militer. Duterte mengaku kecewa lantaran AS mengkritik caranya memerangi praktik narkoba di negaranya. Langkah Duterte itu juga dinilai sebagai upaya Filipina merapat ke pemerintah China.

Pernyataan Duterte itu kemudian diklarifikasi oleh Menteri Perdagangan Filipina Ramon Lopez yang menjamin kerja sama ekonomi Filipina-AS akan tetap terjalin dengan baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar Duterte itu dibahas dalam pertemuan antara Menlu Filipina Perfecto Yassay dan Kerry di ibu kota Manila pada Senin (24/10). Juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby mengungkapkan, dalam pertemuan itu, Kerry menekankan hubungan yang kuat dan stabil antara kedua negara sekutu lama.

Kirby mengungkapkan bahwa "Washington melihat tidak ada tindakan praktis yang dilakukan Manila untuk menjauh dari persekutuan [dengan AS]."

"Bahasan diskusi yang mereka lakukan menjamin bahwa Filipina berkomitmen untuk tetap menjaga hubungan. Hal ini membuat Menlu yakin bahwa kedua negara akan mampu melewati masa sulit," ujar Kirby, dikutip dari Reuters.

Di hari yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk urusan Asia Timur dan Pasifik, Daniel Russel, bahkan menyatakan bahwa Amerika mendukung penuh negosiasi dan pendekatan hubungan antara Filipina dengan China.

Russel menyatakan bahwa kedekatan Filipina-China bukan berarti memadamkan aliansi AS-Filipina yang telah terbentuk sejak 1951 silam.

"Sebuah kesalahan ketika menganggap peningkatan hubungan antara Manila dan Beijing berarti mengorbankan hubungan Manila dengan Washington. Kami tidak ingin membuat negara harus memilih antara (berhubungan) dengan China atau AS," ujar Russel dalam kunjungannya ke Filipina.

Walaupun AS masih menganggap Filipina sebagai sekutu terpercaya, Russel menyatakan kekhawatirannya akan kebijakan 'brutal' Duterte dalam memberantas narkoba. Pasalnya, sejak Duterte menjabat sebagai presiden pada akhir Juni lalu, setidaknya 3.000 terduga pengedar dan pecandu narkoba tewas tanpa menjalani pengadilan.

Sementara itu, Yasay berupaya menjelaskan pernyataan "perpisahan" Duterte dengan menegaskan bahwa AS tetap menjadi "teman terdekat" Filipina.

Menurut Yasay, pernyataan Duterte hanya mencerminkan keinginan Filipina untuk melepaskan pola pikir dan sikap ketergantungan Filipina pada AS dengan menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara lainnya di kawasan. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER