Jakarta, CNN Indonesia -- Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan tidak dapat menuntaskan penyelidikan terbaru terkait skandal surat elektronik Hillary Clinton sebelum pemilihan umum Presiden AS digelar pada 8 November mendatang.
Penyelidikan terkait jaringan komputer pribadi yang digunakan Clinton untuk berkirim email saat masih menjabat sebagai menteri luar negeri ini sebenarnya sudah ditutup pada pertengahan tahun ini.
Namun, FBI kembali melakukan pemeriksaan karena menemukan dugaan keterkaitan skandal ini dengan kasus penggunaan email oleh ajudan Clinton, Huma Abedin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suami Abedin, Anthony Weiner, merupakan mantan anggota Kongres dari Partai Demokrat yang namanya sempat mencuat lantaran kasus pengiriman pesan pendek seksual kepada seorang gadis berusia 15 tahun di North Carolina.
Aparat penegak hukum AS mengatakan kepada Reuters bahwa sebenarnya pemeriksaan awal bisa diselesaikan dalam beberapa hari ke depan.
Namun, para penyelidik FBI kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk berkoordinasi dengan lembaga federal lainnya guna menentukan dokumen rahasia apa saja yang mungkin ada di dalam surel-surel tersebut. Akibatnya, pemeriksaan tidak mungkin selesai tepat waktu sebelum hari pemilu.
Sementara itu, pejabat berwenang juga terus berdebat terkait ada tidaknya kemungkinan untuk memperjelas penyelidikan skandal ini tanpa merugikan situasi lebih lanjut.
Salah satu pengacara dari tim kuasa hukum Abedin, Karen Dunn, mengatakan bahwa sejauh ini, Abedin telah memenuhi seluruh permintaan wawancara dan pemeriksaan dari penegak hukum dan Kementerian Luar negeri AS. Secara sukarela, Abedin juga mau memaparkan dokumen yang berhubungan dengan pekerjaannya sebagai ajudan Clinton.
"Kongres menghargai Abedin karena bersedia bersikap koperatif. Dia baru mengetahui kabar penyelidikan baru FBI yang melibatkan suaminya ini pada Jumat dari pemberitaan di media. Sementara FBI belum menghubungi kami terkait ini," ucap Dunn seperti dikutip
CNN, Selasa (1/11).
FBI tidak menutup kemungkinan akan kembali memanggil Abedin untuk diwawancarai. Dalam sebuah surat kepada Kongres Partai Demokrat, Asisten Jaksa Agung Peter J. Kadzik berkata akan terus bekerja sama dengan FBI untuk merampungkan penyelidikan ini.
"Kami menjamin bahwa kementerian Kehakiman akan terus bekerja sama dengan FBI mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk mengambil langkah yang tepat dan cepat dalam penyelidikan in," kata Kadzik.
Sementara itu, tiga perwakilan Clinton yang juga mantan pengacara mengecam Direktur FBI James Comey karena melanggar protokol FBI yang disusun untuk menjauhkan lembaga investigasi itu dalam urusan politik, khususnya pemilu tahun ini.
Pasalnya, Comey baru menyatakan akan membuka kembali penyelidikan skandal surel Clinton kepada Kongres pada Jumat pekan lalu, beberapa hari menjelang pemilu.
(has/ama)