Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tak luput menggunakan momen dibukanya kembali penyelidikan skandal email Hillary Clinton untuk menyudutkan rivalnya, hanya sepekan menjelang pilpres. Trump menyebut skandal email itu akan "menghancurkan Clinton" dalam perebutan kursi kepresidenan.
Dalam kampanyenya di Las Vegas, Minggu (30/10), Trump bahkan mengucapkan terima kasih kepada Huma Abedin, ajudan Clinton yang menjadi tokoh sentral atas dibukanya kembali investigasi skandal email Clinton.
Sumber
CNN mengungkapkan bahwa FBI tengah menyelidiki dugaan kasus pelecehan seksual oleh suami Abedin, Anthony Weiner, yang mengirimkan pesan pendek seksual pada seorang gadis berusia 15 tahun di North Carolina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyeldikan terhadap perangkat elektronik Weiner, yang merupakan mantan perwakilan Demokrat di Kongres, berujung pada ditemukannya sejumlah email yang diyakini terkait dengan skandal penggunaan jaringan komputer pribadi yang digunakan Clinton untuk berkirim email saat ia masih menjabat sebagai menteri luar negeri.
"Terima kasih, Huma! Kerja yang bagus, Huma. Terima kasih, Anthony Weiner!" ujar Trump dengan nada menyindir, dikutip dari
CNN.
Taipan
real-estate itu memperkirakan sejumlah email baru yang menjadi dasar penyelidikan FBI itu "akan benar-benar menghancurkan" upaya Clinton untuk merebut suara rakyat pada pilpres pada 8 November mendatang.
"Kami tidak pernah berpikir akan mengucapkan terima kasih kepada Anthony Weiner," ucap Trump disambut sorak sorai para pendukungnya dalam kampanye itu.
Melanjutkan pidatonya, Trump juga berulang kali menyebut Weiner "bajingan" dan "cabul."
"Hillary adalah orang yang melanggar hukum berulang kali. Kami bisa memastikan bahwa apa yang ada di email tersebut akan benar-benar menghancurkannya," tutur Trump.
Trump juga memuji Direktur FBI, James Comey, karena telah secara terbuka mengungkapkan bahwa pihaknya tengah meninjau kembali sejumlah temuan email yang diyakini terkait dengan skandal email Clinton.
"Saya harus menyebutkan soal FBI, yang mengetahui bahwa yang terjadi sangat buruk dan membutuhkan nyali bagi Direktur Comey untuk melakukannya. Butuh banyak keberanian," ujar Trump.
Pujian Trump pada Comey ini sangat berbeda ketika Kepala FBI itu menutup skandal email Clinton pada Juli lalu tanpa mengajukan tuntutan hukum kepada Clinton. Investigasi FBI saat itu tidak menemukan pelanggaran apapun terkait penggunaan server email pribadi oleh mantan ibu negara AS itu.
Sementara, kecaman datang dari sejumlah petiggi Demokrat. Ketua kampanye Clinton, John Podesta dan manajer kampanye, Robby Mook juga mempertanyakan keputusan Comey untuk membuka kembali penyelidikan yang belum tentu relavan dengan skandal email mantan menlu itu.
Pemimpin Senat Demokrat AS, Harry Reid, bahkan mengirim surat kepada Comey pada Minggu yang menuding Direktur FBI itu melanggar undang-undang, yang melarang penggunaan posisi pemerintah federal untuk mempengaruhi pemilu.
"Tindakan Anda mungkin telah melanggar hukum," tulis Reid.
(ama)