FBI Rilis Dokumen soal Keputusan Kontroversial Bill Clinton

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 02 Nov 2016 08:59 WIB
Sepekan menuju pilpres, FBI merilis hasil penyelidikan terhadap Marc Rich, buronan pajak AS yang diampuni pada 2001 oleh mantan presiden Bill Clinton.
Sepekan menuju pilpres, FBI merilis hasil penyelidikan terhadap Marc Rich, buronan pajak AS yang diampuni pada 2001 oleh mantan presiden Bill Clinton. (Reuters/Adrees Latif)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya sekitar sepekan menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat, Biro Investigasi Federal (FBI) merilis sejumlah dokumen hasil penyelidikan terhadap Marc Rich, salah satu buronan pajak AS yang diampuni pada tahun 2001 oleh presiden AS saat itu, Bill Clinton.

FBI merilis dokumen itu melalui unggahan otomatis pada akun Twitter resmi lembaga itu pada Selasa (1/11), hanya berselang beberapa hari menyusul keputusan FBI untuk memeriksa kembali skandal email istri Bill sekaligus capres AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Perilisan dokumen ini sontak memicu perhatian publik, khususnya warga AS pendukung Clinton, yang mempertanyakan alasan FBI untuk mempublikasikan kasus yang terkait dengan keluarga Clinton mendekati pilpres.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perilisan  dokumen juga menyebabkan publik mencurigai keterkaitan kasus ini dengan yayasan amal Clinton Foundation, meski kicauan FBI itu merujuk kepada perpustakaan presiden Bill Clinton, yang dipimpin oleh William J.Clinton.

Dokumen yang dirilis FBI berisi 129 halaman soal penyelidikan terhadap Rich, pengelola dana investasi yang didakwa atas berbagai tuduhan penggelapan pajak dan dituding membuat kesepakatan ilegal soal minyak dengan Iran. Rich berada di Swiss ketika tuduhan itu dijatuhkan kepadanya, dan ia tak pernah kembali ke AS. 

Bill Clinton mengampuni Rich di hari terakhirnya menjabat sebagai presiden AS. Keputusan Clinton ini disebut sebagai salah satu yang paling kontroversial selama ia menjabat.

FBI menutup penyelidikan atas pengampunan Clinton terhadap Rich pada 2005, dan tidak ada tuntutan hukum yang diajukan terhadap mantan presiden AS ke-42 itu.

"Ini aneh. Apakah FBI akan mengunggah dokumen soal diskriminasi perumahan Trump di tahun 70-an?" kicau Brian Fallon, juru bicara tim kampanye Clinton, dikutip dari CNN.

FBI membela keputusan itu dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa malam. "Divisi Manajemen Data FBI menerima ribuan permintaan FOIA setiap tahun. Secara hukum, bahan ini telah diminta tiga kali atau lebih ke FBI. Jadi bahan ini diunggah ke ruang baca FBI secara langsung."

Dokumen itu dirilis melalui @FBIRecordsVault, akun Twitter resmi FBI yang akan merilis data penyelidikan FBI atas permintaan publik.

Sebelum hari Minggu (30/10), akun ini terakhir kali berkicau pada Oktober 2015. Pejabat FBI berdalih bahwa tulisan di akun ini diunggah secara otomatis dan bukan ditulis manual.

Selain soal Clinton, akun ini juga merilis dokumen yang berkaitan dengan ayah Donald Trump, Fred Trump, dan laporan email digunakan Hillary Clinton di Kementerian Luar Negeri AS.

Perilisan ini menjadi kontroversi karena pekan lalu FBI memutuskan untuk memeriksa kembali jaringan komputer pribadi yang digunakan Clinton untuk berkirim email saat masih menjabat sebagai menteri luar negeri ini.

Tindakan ini dilakukan FBI menyusul penemuan sejumlah email dalam penyelidikan terhadap Anthony Weiner, suami dari ajudan Clinton, Huma Abedin, yang terkait pengiriman pesan pendek seksual kepada seorang gadis berusia 15 tahun di North Carolina.

Sejumlah email yang ditemukan di laptop Weiner diyakini terkait dengan skandal email Clinton ketika ia menjabat sebagai menlu AS. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER