Jika Jadi Ibu Negara, Istri Trump Ingin Setop Bullying

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 04 Nov 2016 14:47 WIB
Jika menjadi Ibu Negara, Melania Trump berjanji akan menghentikan bullying di media sosial. Padahal, suaminya kerap menghina tokoh lain di akun Twitter.
Jika menjadi Ibu Negara, Melania Trump berjanji akan menghentikan bullying di media sosial. Padahal, suaminya kerap menghina tokoh lain di akun Twitter. (Reuters/Mike Segar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Melania Trump, istri calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan jika suaminya terpilih untuk menduduki kursi Gedung Putih, maka salah satu program utama yang akan diusungnya sebagai Ibu Negara adalah menghentikan perundungan, atau bullying, khususnya di media sosial. 

Dalam pidatonya pada kampanye Trump yang digelar di pinggiran Philadelphia, Kamis (3/11), Melania memaparkan sejumlah program yang akan diusungnya di Gedung Putih jika suaminya terpilih sebagai presiden. Ini merupakan penampilan pertama Melania sejak Konvensi Partai Republik pada Juli lalu, ketika ia dituding menyontek pidato Michelle Obama.

Pada kesempatan itu, Melania menuturkan bahwa saat ini media sosial "terlalu kejam dan terlalu kasar," serta dipenuhi dengan penghinaan yang hanya didasarkan pada "penampilan dan kecerdasan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukanlah hal yang dapat dianggap enteng ketika seorang anak, perempuan atau laki-laki berusia 12 tahun dihina, ditindas atau diserang. Hal ini tidak bisa diterima di lapangan bermain, apalagi di internet, oleh seseorang yang tanpa nama. Kita harus menemukan jalan yang lebih baik untuk berkomunikasi," ujarnya, dikutip dari CNN.

"Kita seharusnya saling menghormati, saling mendukung kebaikan yang ada di diri setiap anak, khususnya di ranah media sosial. Ini merupakan salah satu fokus utama saya, jika saya terpilih menjadi Ibu Negara kalian," tutur Melania di hadapan para pendukung suaminya.

Program Melania ini seakan bertentangan sikap suaminya, yang selama ini vokal menuliskan hinaan dan kecaman terhadap para rivalnya di media sosial. 

Namun, Melania tak sedikitpun menyinggung rekam jejak suaminya yang selama bertahun-tahun meluncurkan kata-kata kasar dan menghina rival politiknya, jurnalis, kritikus maupun sejumlah tokoh terkenal lainnya di media sosial, khususnya di akun Twitter.

Pada September lalu misalnya, Trump menuliskan kicauan yang menghina Miss Universe tahun 1996, Alicia Machado, dengan menyebutnya "menjijikkan" dan "palsu."

Trump juga menyerukan kepada para pendukungnya untuk mencari video cabul Machado, yang Trump yakini pasti tersebar di internet, meskipun sebenarnya Machado tidak memiliki rekaman cabul apapun.

Trump juga sebelumnya menyebut Machado "Miss Piggy" dan "Miss Housekeeper" karena dinilai terlalu banyak makan dan gendut.

Manajer kampanye Trump, Kellyanne Conway, menyatakan bahwa pidato Melania itu tidak bertujuan untuk menyinggung soal kicauan suaminya yang kasar dan kontroversial.

"Tidak ada hubungannya. Ini sama saja seperti, apakah nanti Presiden Clinton tidak akan dapat membicarakan soal penegakan hukum atau investigasi korupsi lagi?" katanya, menyinggung rival Trump dari Demokrat, Hillary Clinton, yang tersangkut skandal email saat ini masih menjabat sebagai menteri luar negeri AS.

Dalam pidatonya, Melania juga menyebut bahwa suaminya adalah tokoh yang dekat dengan kelas pekerja Amerika. "Setiap kali pabriknya di Ohio atau North Carolina atau Pennsylvania terpaksa ditutup, dia sangat sedih," ujarnya.

Kampanye Trump ini dibuka dengan pidato dari taipan real-estate tersebut yang memaparkan masa muda Melania di Slovenia sebelum pindah ke AS, dengan menyatakan bahwa "Jika kamu bermimpi soal Amerika, kamu akan mendapatkannya."

Melania memaparkan ia memerlukan waktu 10 tahun untuk dapat menjadi warga negara AS, yang dia sebut sebagai "kehormatan yang sangat besar bagi saya."

"Saya seorang imigran, tidak ada yang lebih menghargai kebebasan dan kesempatan yang ditawarkan Amerika melebihi saya," ujarnya.

Pernyataan Melania ini juga dinilai sangat berbeda dengan kebijakan yang diusung Trump selama ini, yang dinilai anti-imigran. Trump menyerukan pembangunan tembok di sepanjang perbatasan Meksiko untuk menghalau imigran ilegal, dan berjanji akan membuat Meksiko membiayai tembok itu.

Pada awal kampanyenya, Trump menyerukan pelarangan masuk ke AS bagi seluruh umat Muslim dalam upaya menghalau teroris. Belakangan, Trump melunak dan menyerukan tes idologi bagi Muslim yang ingin memasuki AS. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER