LAPORAN DARI AMERIKA

Kegilaan Rutin di Depan Menara Trump

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Senin, 07 Nov 2016 15:41 WIB
Dari pria bertopi dengan bentuk tinja hingga koboi setengah bugil menjadi pemandangan biasa di depan Trump Tower beberapa hari menjelang pilpres AS.
Dari pria bertopi dengan bentuk tinja hingga koboi setengah bugil menjadi pemandangan biasa di depan Trump Tower beberapa hari menjelang pilpres AS. (CNN Indonesia/Denny Armandhanu)
New York City, CNN Indonesia -- Pria bertopi bentuk tinja berteriak-teriak, seorang wanita kulit hitam berulang kali meneriakan perkataan yang sama kepada khalayak yang melintas, lalu entah dari mana tiba-tiba muncul pria kekar bertopi koboi yang hanya mengenakan celana dalam sembari membawa gitar. Itulah pemandangan rutin yang terlihat dalam sepekan terakhir di depan gedung Trump Tower, New York, Amerika Serikat.

Teras gedung Trump Tower di jalan 5th Avenue milik Donald Trump, memang selalu ramai digunakan oleh warga Amerika Serikat untuk menyuarakan aspirasinya. Mereka yang datang adalah para pembenci atau pecinta Trump, masing-masing membawa argumen, gaya dan cara yang tidak biasa.

Selain Paul Rosen, 55, yang menjual pin gambar Trump yang diserupakan dengan tinja, pada Minggu (6/11), berdatangan orang-orang "unik nan eksentrik" yang menyuarakan penentangan terhadap calon presiden dari Partai Republik itu. Seorang di antaranya adalah wanita kulit hitam yang memajang foto korban-korban Trump di sebuah koran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita ini mondar-mandir berteriak berulang kali kepada para pejalan kaki yang jumlahnya ribuan pada akhir pekan ini. "Trump itu maniak, hentikan dia sekarang," ucapnya.

Seorang pria seakan bisu, berdiri memakai tudung kepala. Dia membawa kertas bertuliskan "Putin-Trump 'Jadikan Rusia USSR lagi',". Barangkali ini sindiran kepada Trump yang dianggap sangat dekat dengan rival AS, Rusia.

Selain pendukung Hillary Clinton, berdatangan juga para suporter Donald Trump, salah satunya adalah Douglas Burry, seorang veteran yang memakai kaos bertuliskan, "Katakan tidak pada Hillary". Menurut Burry, dia memilih Trump karena membenci Hillary Clinton.

"Yang penting dia [Donald Trump] bukan Hillary Clinton yang korup, yang melanggar sumpah setia pada Konstitusi dan menerima uang dari diktator saat menjabat menlu. Dia telah korupsi sejak 24 tahun yang lalu, tidak layak menjadi presiden!" kata Burry ketika dihampiri oleh CNN Indonesia.com.

Koboi setengah bugil

Lalu yang paling mengejutkan, muncul seorang pria berambut panjang berbadan kekar, hampir telanjang bulat jika saja tidak pakai celana dalam. Pria yang menyebut dirinya sendiri "Si Koboi Bugil" itu lalu memainkan gitar, menyanyikan lagu sumbang soal rencana Trump membuat AS lebih baik.

"Trump akan membuat Amerika hebat lagi," ujarnya, yang selanjutnya memamerkan otot-ototnya.

Kegilaan Rutin di Depan Menara TrumpSeorang pria berambut panjang berbadan kekar, hampir telanjang bulat jika saja tidak pakai celana dalam terlihat menyanyikan lagu sumbang soal rencana Trump membuat AS lebih baik.(CNN Indonesia/Denny Armandhanu)
Koboi setengah bugil ini tetap bernyanyi dan berada di depan Trump Tower selama hampir satu jam. Padahal, cuaca siang itu sangat dingin dengan angin menusuk tulang yang suhunya di bawah 10 derajat Celcius.

Ada lagi yang datang memakai rambut palsu warna kuning dan jas berdasi merah, persis Donald Trump. Orang ini adalah seorang penghibur yang juga ikut memprotes Trump.

Pemandangan orang-orang nyentrik ini sontak saja menarik perhatian para pejalan kaki yang langsung berhenti di depan pintu gerbang Trump Tower. Mereka ingin berfoto dengan orang-orang itu, atau setidaknya menonton "atraksi lucu" itu dari jarak aman. Akibatnya laju pejalan kaki di depan Trump Tower tersendat dan beberapa kali harus diatur oleh polisi.

Sebagian yang datang juga terlibat debat sengit dengan para demonstran. Tidak jarang beberapa orang naik pitam dan hampir saja adu jotos jika tidak dilerai oleh aparat.

Kegilaan Rutin di Depan Menara TrumpSeorang pria seakan bisu, berdiri memakai tudung kepala dan membawa kertas bertuliskan sindiran kepada Trump yang dianggap sangat dekat dengan rival AS, Rusia. (CNN Indonesia/Denny Armandhanu)
Sejak Trump menuai kontroversi dengan perkataannya selama kampanye, gedung tersebut memang menjadi magnet bagi para demonstran. Itulah sebabnya, gedung itu dijaga polisi setiap hari dan dipasangi pagar pembatas besi di depannya.

Keramaian di depan gedung ini semakin menjadi karena pemilihan umum AS tinggal hitungan hari, yaitu pada 8 November mendatang. Donald Trump akan berhadapan dengan Clinton di pemilu, keduanya diprediksi sama-sama memiliki peluang untuk menjadi pemimpin negara tersebut.

Di teras Trump Tower tidak hanya ada orang yang pro dan kontra dengan Trump atau Hillary, ada juga yang menyuarakan persatuan AS. Bill Johnson sendirian berdiri menahan terpaan angin, membawa spanduk bertuliskan "Bekerja bersama, agar kita semua kuat berlari."

"Kita harus menghentikan kebencian dan kemarahan, lalu mulai bersama-sama bekerja," kata pria 68 tahun ini yang terlihat jelas berusaha menahan dingin. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER