Diprotes, Trump Merasa Diperlakukan Tak Adil

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 11 Nov 2016 15:56 WIB
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, merasa diperlakukan tak adil menyusul serangkaian aksi protes di penjuru AS untuk menolak kemenangannya.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, merasa diperlakukan tak adil menyusul serangkaian aksi protes di penjuru AS untuk menolak kemenangannya. (Reuters/Mike Segar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kurang dari 48 jam usai pemilu digelar, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan dia merasa diperlakukan tak adil menyusul serangkaian aksi protes di penjuru AS yang menolak kemenangannya. Trump juga menyalahkan media arus utama yang dinilai memicu aksi unjuk rasa.

Aksi protes merebak di setidaknya tujuh negara bagian di AS sejak Rabu (9/11), hanya sehari setelah pilpres digelar dan Trump dinyatakan sebagai pemenang. Demonstrasi terbesar terjadi di California, diikuti oleh 1.500 pelajar dan guru. Demonstrasi di Trump Tower, New York, bahkan berlanjut hingga hari kedua, Kamis (10/11).

Menanggapi serangkaan protes tersebut, Trump menumpahkan pendapatnya melalui akun Twitter-nya pada Kamis (10/11). "Baru saja memenangi pilpres yang terbuka dan sukses. Sekarang [harus menghadapi] demonstran profesional, yang dihasut oleh media arus utama. Sangat tidak adil," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diprotes, Trump Merasa Diperlakukan Tak AdilKicauan Donald Trump soal serangkaian aksi protes menolak kemenangannya dalam pilpres AS. (Screenshoot via Twitter/@realDonaldTrump)

Kicauan ini menandai reaksi pertama dari taipan real-estate ini soal serangkaian aksi demontrasi, yang menyeruak tak lama setelah ia dinyatakan berhasil mengalahkan rivalnya, Hillary Clinton, dalam pilpres.

Kicauan ini ditulis Trump menyusul laporan dari New York Times, yang menyebutkan bahwa akun media sosial Trump belakangan ini ditulis bukan langsung olehnya, tetapi oleh sejumlah ajudan, guna meredam ketegangan yang kerap muncul lantaran komentar kontroversial dari konglomerat New York itu di Twitter.

Kicauan ini juga ditulis setelah dia memenuhi undangan untuk bertemu Presiden Barack Obama di Gedung Putih dan membicarakan transisi pemerintahan, pada Kamis.

Bagi banyak warga Amerika, kemenangan Trump sulit diterima. Mereka mengaku tak ingin mempunyai pemimpin yang dinilai rasis dan seksis itu.

Di berbagai aksi unjuk rasa, banyak demonstran yang mengusung papan dan meneriakkan yel-yel yang menyerukan "Not My President" atau yang berarti, "Bukan Presiden Kami". Aksi ini menunjukkan penolakan mereka atas kemenangan Trump.

Ditanya soal berbagai demonstrasi yang marak terjadi usai pilpres, mantan manajer kampanye Trump, Kellyanne Conway, membela kemampuan taipan real-estate itu untuk menyatukan negara. Menurut Conway, para pengunjuk rasa seharusnya mendengarkan pidato kemenangannya.

"Saya hanya akan meminta para demonstran untuk mendengarkan pidato kemenangan Donald Trump, ketika ia berkata, 'Saya akan menjadi presiden untuk semua orang Amerika, termasuk mereka yang mendukung dan tidak mendukung saya'," katanya, dalam wawancara dengan CNN.

"Saya juga ingin memberitahu mereka sila lihat apa yang terjadi hari ini. Kurang dari 36 jam setelah terpilih sebagai presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan istrinya, Melania Trump, yang akan menjadi ibu negara kami, berkunjung ke Washington dan bertemu dengan Presiden Obama dan Ibu Negara. Saya pikir warga harus melihat hal ini," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]

Dalam wawancara itu, Conway menolak berkomentar soal apakah dia akan memegang jabatan strategis pada pemerintahan Trump.

"Itu antara saya dan Presiden terpilih Trump. Dan itu bukan fokus saya saat ini. Kita harus memikirkan transisi pemerintahan," ujarnya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER