Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI melalui Kedutaan Besar RI di Wellington melaporkan sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban gempa yang mengguncang Selandia Baru pada Senin (14/11) dini hari waktu setempat.
Koordinator Pelaksana Fungsi Pensosbud dan Pendidikan KBRI Wellington, Wanton Saragih menyatakan, pihaknya terus memantau kondisi warga Indonesia yang sedang berada di Selandia Baru pasca terjadinya gempa.
"Berdasarkan komunikasi awal KBRI Wellington dengan masyarakat Indonesia, diperoleh informasi bahwa masyarakat di sekitar gempa (Kota Christchurch, Dunedin, Invercargill, dan Nelson) dalam keadaan aman. Tidak ada laporan korban (WNI) juga sampai dini hari tadi," ujar Wanton kepada
CNN Indonesia.com, Senin (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wanton, KBRI terus melakukan komunikasi dengan WNI yang tinggal di kota terdekat dengan pusat gempa di wilayah Kaikoura, mengingat besarnya potensi gempa susulan terjadi.
Berdasarkan data dari KBRI Wellington, sekitar 4.000 WNI berada di Selandia baru dengan rincian 2.138 orang tinggal di wilayah Auckland, 230 orang tinggal di Christchurch, 40 orang tinggal di Dunedin, 15 orang tinggal di Invercargill, dan 30 orang berada di Nelson.
WNI yang berada dan menetap di Selandia Baru rata-rata berprofesi sebagai tenaga professional, mahasiswa, serta pekerja di industri peternakan dan perkebunan.
KBRI Wellington, ucap Wanton, terus berkoordinasi dengan otoritas setempat serta jaringan masyarakat Indonesia di sana untuk mengikuti perkembangan situasi usai gempa.
Ia juga mengimbau kepada seluruh WNI yang sedang berada di Selandia Baru untuk terus waspada mengantisipasi situasi dan kondisi terkait adanya potensi gempa susulan.
Wanton berkata, usai gempa, beberapa jalur transportasi seperti jalur commuter di Ibu Kota Wellington ikut terganggu. Pusat distrik bisnis (CBD) dan beberapa sekolah juga turut diliburkan untuk sementara waktu hingga situasi dan kondisi telah kembali kondusif.
"KBRI Wellington juga menghimbau pada seluruh warga masyarakat Indonesia di Selandia Baru agar tetap waspada, aktif memantau di media terkait perkembangan terkini kondisi pasca gempa serta untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan," kata Wanton.
Perdana Menteri Selandia Baru John Key menuturkan gempa bumi berkekuatan 7,8 skala ritcher (SR) yang mengguncang bagian selatan Selandia Baru pada Senin (14/11) dini hari telah menewaskan sedikitnya dua warga.
Diberitakan
CNN, Badan Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) melaporkan, titik gempa yang berpusat pada 93 kilometer timur laut Kota Christchurch itu memicu gelombang tsunami 2,49 meter lebih tinggi dari gelombang air pasang biasanya.
Badan pemerhati cuaca di Selandia Baru, Weather Watch New Zealand menyatakan, gempa besar itu telah memicu gelombang tsunami kecil setinggi 2,5 meter di wilayah Kaikoura.
Selain Kaikoura, gelombang tsunami kecil setinggi 1 meter dan setengah meter juga terjadi di pesisir pantai Christchurch dan Wellington. Sejauh ni, peringatan tsunami telah dicabut.
"Gelombang tsunami ini merupakan yang terbesar bagi Selandia Baru dalam 38 tahun ke belakang," ucap salah satu pejabat Weather Watch New Zealand, Philip Duncan.