Duterte Akan Sambut Baik Imigran yang Datang ke Filipina

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 18 Nov 2016 13:04 WIB
Sementara banyak negara menolak kehadiran pengungsi, Presiden Rodrigo Duterte justru mengaku akan menyambut baik jika imigran ingin datang ke Filipina.
Duterte mengatakan bahwa Filipina akan menyambut imigran yang datang ke negaranya sampai wilayah mereka penuh dan meluap. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sementara banyak negara menolak kehadiran pengungsi, Presiden Rodrigo Duterte justru mengaku akan menyambut baik jika imigran ingin datang ke Filipina.

"Mereka selalu dapat datang ke sini dan akan disambut di sini, hingga (negara) kami penuh sampai meluap," ujar Duterte seperti dikutip Reuters, Jumat (18/11).

Kembali menekankan pernyataannya, Duterte kemudian berkata, "Tidak apa. Kami akan bertahan. Saya katakan, kirimkan mereka kepada kami. Kami akan menerima mereka. Mereka adalah manusia."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini dilontarkan oleh Duterte dalam dokumenter singkat yang disiarkan oleh Al Jazeera pada Kamis (17/11).

Dalam dokumenter tersebut, Duterte juga mengeluhkan sikap Amerika Serikat yang terus "merundung" Filipina. Menurut Duterte, harus ada pihak yang menghentikan sikap AS tersebut.

Sejak Duterte menjabat, hubungan antara AS dan Filipina sebagai sekutu dekat memanas. Sejumlah pejabat AS, termasuk Presiden Barack Obama, mengkritik kampanye pemberantasan narkoba yang digagas Duterte.

Sejak Duterte naik takhta pada Juni lalu, dilaporkan lebih dari 3.000 pengedar narkoba tewas di tangan kepolisian tanpa proses peradilan yang jelas. AS dan beberapa organisasi internasional pun mengecam situasi yang disebut melanggar hak asasi manusia ini.

Namun, Duterte tak peduli dan meminta AS untuk tutup mulut karena mereka dianggap tak mengerti situasi di Filipina.

"Jika saya terlihat seperti orang nakal bagi mereka, saya benar-benar tidak peduli. Siapa mereka? Mereka bukan siapa-siapa," katanya.

Duterte kemudian menganggap AS memiliki standar ganda dalam pembahasan HAM. Di AS sendiri, katanya, kefanatikan masih terus terjadi, di mana kepolisian menembak mati orang tak bersalah, khususnya warga kulit hitam.

Dalam dokumenter tersebut, Duterte justru memuji dua rival AS, yaitu China dan Rusia. Ia menyebut Presiden China, Xi Jinping, "orang yang sangat sopan," sementara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dianggap pria yang sangat tulus. (has/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER