Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan pemerintah Suriah berhasil memasuki bagian timur Aleppo dan merebut kembali sejumlah daerah di distrik terbesar yang berada di kawasan tersebut.
Diberitakan
CNN, Senin (28/11), pasukan tersebut telah menguasai kawasan kunci di permukiman Masaken Hanano. Pergerakan mereka adalah berkat dukungan serangan udara pemerintah Bashar al-Assad.
Selain itu, tentara juga telah memasuki kawasan permukiman Jabal Badru pada Minggu (27/11). Dengan demikian, bagian timur Aleppo kini terbagi menjadi dua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah kali pertama pasukan pemerintah secara signifikan bisa merebut kembali kawasan Aleppo timur sejak daerah tersebut dikuasai pemberontak, lebih dari empat tahun lalu.
Pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata yang mendukung Assad mulai menyerbu Aleppo Timur pada November 15 lalu, setelah serangan udara menyerang kawasan tersebut habis-habisan.
Warga sipil mengatakan tentara gabungan itu baru berhasil menembus pertahanan pemberontak dan memasuki zona tersebut lewat timur laut pada Sabtu (26/11). Di saat yang sama, gempuran juga terus dilakukan dari sisi utara.
Media pemerintah,
Syrian Arab News Agency, melaporkan pasukan tersebut sudah sepenuhnya menguasai kawasan. Namun, organisasi pemerhati HAM, Syrian Observatory for Human Rights menyatakan hanya sebagian kawasan yang sudah dikuasai.
Sementara, koresponden
CNN di daerah itu memaparkan butuh waktu berhari-hari untuk bisa menguasai kawasan permukiman. Alasannya, pasukan mesti mengosongkan bangunan dari sejumlah ranjau yang tersisa.
Aleppo terbagi antara kawasan yang dikuasai pemerintah di bagian barat dan kawasan yang dikuasai pemberontak di bagian timur.
Assad berjanji akan merebut kembali seluruh bagian dari kota ini. Terlebih, jantung perekonomian Suriah kini masih berada dalam kekuasaan pemberontak.
Aleppo timur selama lima tahun ini telah menjadi pusat konflik bersaudara yang berkecamuk di Suriah. Sebagian besar kawasan tersebut hancur porak-poranda akibat serangan udara yang didukung oleh pemerintah Rusia.
Krisis kemanusiaan pun tak terelakkan. Pasukan pemerintah telah mengepung kawasan ini berkali-kali. Akibatnya, warga sipil yang terjebak di kawasan ini tidak bisa memperoleh pasokan makanan dan obat-obatan.
(ama)