Korut Tetapkan Tiga Hari Berkabung bagi Mendiang Fidel Castro

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Selasa, 29 Nov 2016 04:42 WIB
Korea Utara menggelar aksi tiga hari berkabung sebagai tanda penghormatan bagi mendiang mantan Presiden Kuba, Fidel Castro, yang meninggal Sabtu pekan lalu.
Pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un menyatakan berbelasungkawa atas kematian Castro. (Reuters /KCNA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara menggelar aksi tiga hari berkabung sebagai tanda penghormatan bagi mendiang mantan Presiden Kuba, Fidel Castro, yang telah mengembuskan nafas terakhirnya di usia 90 tahun pada Sabtu (26/11).

Pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un, menyatakan berbelasungkawa atas kematian Castro dengan menyebut Presiden Kuba sejak 1976 hingga 2008 itu sebagai "kawan dekat" sekaligus sekutu yang berjasa dalam perjuangan melawan agresi Amerika Serikat.

Melansir AFP, berbagai gedung pemerintahan Korut mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda penghormatan pada Castro meskipun hubungan kedua negara ini terkesan lebih bersahabat dalam retorika belaka daripada kenyataannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah warga berkerumun di salah satu stasiun kereta bawah tanah ibu kota Pyongyang yang memasang obituari surat kabar pemerintah, Rodong Sinmun. Dalam obituari itu juga terpampang foto ikon revolusioner lengkap dengan pakaian militernya.

Obituari itu juga mengingatkan kunjungan Castro ke Korut pada 1986 ketika ia bertemu dengan kakek Kim Jong Un, Kim Il Sung.

Menurut peneliti sastra di Pyongyang, Kim Hong Chol, Presiden Kuba itu juga dianugerahi gelar pahlawan Korut atas usahanya memperkuat hubungan kedua negara dengan gerakan anti-AS dan anti-imperialisnya.

"Castro seorang revolusioner hebat. Hingga nafas terakhirnya ia mendukung dan membela revolusi kita dan berjuang secara intens melawan Amerika," kata Kim kepada AFP.

Terkait restorasi hubungan AS-Kuba tahun lalu, Kim berujar langkah itu dilakukan Castro sebagai "taktik untuk kepentingan revolusioner Kuba."

Sementara itu, delegasi resmi yang beranggotakan jajaran ajudan senior Kim Jong Un dan Wakil Ketua Partai Komite berkuasa Buruh Tengah Choe Ryong-hae itu berangkat ke Havana hari ini (28/11) untuk menghadiri acara peringatan mediang Castro.

Semasa hidupnya, Castro hanya pernah satu kali mengunjungi Korut. Baik Kim Il Sung dan Kim Jong Il tidak pernah melakukan perjalanan ke Havana.

Kunjungan Castro ini terjadi beberapa dekade setelah revolusi Kuba. Kesamaan akan rasa benci terhadap AS nyatanya tak dapat sepenuhnya merekatkan hubungan kedua negara.

Sekitar 1970, Pyongyang dan Havana sempat berseteru dalam Gerakan Non-Blok. Saat itu Castro mendukung Uni Soviet sementara Kim Il Sung tengah menjaga jarak dengan Moskow dan Beijing. Saat itu, Pyongyang berupaya menjadi raksasa komunis mengalahkan China dan Soviet.

Saat menghadiri KTT GNB di Malaysia tahun 2003, Castro sempat bertandang ke China, Jepang, Vietnam, tetapi tidak ke Korut.

Kuba adalah satu-satunya negara yang mencemooh sanksi nuklir internasional yang dikenakan pada Korut. Meski hubungan kedua negara terlihat kurang mesra, Havana dan Pyongyang tetap menjalin hubungan sebagai sekutu. (aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER