Jakarta, CNN Indonesia -- "Malam ini kami sudah tidak punya rumah. Rumah kami dibom, hancur berpuing-puing. Banyak kematian dan aku hampir mati."
Demikian kicauan Bana Alabed, bocah tujuh tahun asal Aleppo, Suriah, melalui akun Twitter-nya.
Diberitakan
CNN pada Senin malam (28/11), kicauan gadis kecil itu berhasil merebut perhatian dunia. Sebelumnya, Bana biasa bercerita tentang kehidupannya sehari-hari di wilayah konflik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibunda Bana, Fatemah, 26, mengatakan kepada
CNN kediaman keluarganya terkena dampak langsung serangan pasukan pemerintah Suriah pada Minggu malam (27/11).
Mereka terpaksa melarikan diri ke jalanan, mencari tempat berlindung sambil menanti serangan udara berakhir.
"Pesan terakhir--sedang dibombardir habis-habisan, tidak mungkin lagi bisa selamat. Jika kami mati, teruslah berbicara untuk 200 ribu orang yang masih ada di dalam. Selamat tinggal," kicau Fatemah lewat akun anaknya.
 Foto: Screenshoot via Twitter/@AlabedBana |
Fatemah membuatkan Bana akun Twitter agar dunia bisa mengetahui keseharian warga yang terjebak di Aleppo.
Kehidupan sehari-hari warga sipil di kota tersebut semakin mencekam setelah pasukan pemerintah Suriah menyerang pada Sabtu (26/11).
Serangan itu telah merebut sebagian permukiman di bagian timur laut dari para pemberontak. Ini adalah pencapaian terbesar pasukan pemerintah sejak konflik berkecamuk lebih dari lima tahun lalu.
Kepada
CNN lewat pesan langsung di Twitter, Fatemah mengatakan anak-anaknya tidak terluka dalam serangan tersebut. Mereka berlindung di salah satu rumah terdekat.
Ratusan warga telah melarikan diri dari kawasan yang dikuasai oleh pemberontak sejak serangan pemerintah meluncurkan serangan pada akhir pekan lalu.
Kemarin, Bana kembali berkicau, meminta didoakan karena kawasan tempat tinggalnya kembali dibombardir.
"Sedang dibombardir. Di antara hidup dan mati, tolong terus doakan kami," kicau Bana.
Beberapa saat setelahnya, sang ibunda mengatakan keluarganya sedang melarikan diri.
"Kami sedang melarikan diri sementara banyak orang tewas karena dibombardir. Kami berjuang untuk hidup kami. Kami masih bersama kalian," kata Fatemah.
(ama)