Jakarta, CNN Indonesia -- Jaksa Turki memerintahkan penahanan 87 orang yang terkait dengan Universitas Istanbul, berkenaan penyelidikan upaya kudeta pemerintahan Recep Tayyip Erdogan, Juli lalu.
Laporan
CNN Turk yang dikutip
Reuters hari ini, Jumat (9/12), menyebut polisi telah melakukan penggerebekan secara serentak di 12 provinsi berbeda untuk mengejar para pendukung Fethullah Gulen.
Media pemerintah,
Anadolu, mengatakan penggerebekan ini mengincar struktur akademik dari organisasi Gulenis yang disebut rezim Erdogan sebagai teroris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gulen adalah tokoh agama yang dituduh Turki sebagai penggerak kudeta. Tinggal mengasing di Pennsylvania, Amerika Serikat, dia menampik keterlibatan dalam peristiwa yang menewaskan 240 orang itu.
Sekitar 36 ribu orang telah dipen
jara dan menanti persidangan terkait tuduhan keterlibatan dalam upaya kudeta tersebut.
Selain itu, lebih dari 100 ribu orang dipecat atau diskors dari pemerintahan, militer, pengadilan dan institusi lain dan disidik atas dugaan serupa.
Bulan lalu, polisi juga menangkap puluhan akademisi dari Universitas Yildiz terkait masalah yang sama.
Negara-negara sekutu Turki di Barat telah menyuarakan kekhawatirannya akan upaya 'pembersihan' yang dilakukan pemerintahan Erdogan.
Namun, dia menampik kritik itu dan mengatakan bahwa pemerintah hanya berupaya untuk memberantas musuhnya, baik di dalam dan di luar negeri.
Warga Indonesia pun tak luput jadi sasaran pemerintah Turki. Meski akhirnya dibebaskan, seorang bernama Handika Lintang Saputra sempat ditangkap karena diduga terkait dengan gerakan Gulen.
Handika disidangkan dalam satu kasus bersama dengan empat orang warga negara Turki. Dalam pengadilan, hakim memutuskan dua warga Turki ditahan untuk proses selanjutnya, sementara seorang warga Turki lainnya menjalani tahanan luar, dan dua bebas, termasuk Handika.
Upaya kudeta gagal setelah Erdogan menyerukan rakyat Turki turun ke jalan untuk menghentikan kudeta, dibantu oleh polisi. Hanya sebagian kecil personel militer yang terlibat juga membuat percobaan kudeta itu mudah digagalkan.
Meski begitu, Erdogan berulang kali menyebut insiden itu sebagai kegagalan intelijen, karena ia baru mengetahui informasinya dari saudara iparnya.
[Gambas:Video CNN] (has)