Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah korban tewas akibat bom ganda yang meledak di stadion sepak bola di Istanbul, Turki, pada Sabtu (10/12) terus bertambah, kini sudah mencapai 29 orang. Otoriotas setempat juga melaporkan bahwa sekitar 166 lainnya terluka akibat dua bom yang meledak hampir bersamaan, usai pertandingan sepakbola itu.
Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, menyatakan bahwa seluruh korban tewas dari dua ledakan itu adalah para polisi. Sebanyak 17 petugas lainnya kini tengah menjalani operasi, sementara enam lainnya mendapatkan perawatan intensif.
Ledakan pertama disebabkan oleh bom mobil yang ditempatkan di luar stadium Vodafone Arena, usai pertandingan sepakbola antara dua klub papan atas Turki, Besiktas dan Bursaspor. Sementara, ledakan kedua merupakan bom bunuh diri yang berlokasi di Macka Park, dekat stadium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bom pertama meledak pada pukul 11.00 malam waktu setempat, menurut laporan
CNN.
Reuters mengutip Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus, yang menjelaskan bahwa ledakan kedua bom hanya berselang 45 detik.
Soylu menyebutkan bahwa sekitar 10 orang ditahan karena diduga terlibat dengan pengeboman ini, berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan dari bom mobil.
Bom kedua, menurut Soylu, diperkirakan merupakan bom bunuh diri. Kedua bom diduga menargetkan para polisi anti huru-hara. Dua jam sebelum ledakan, polisi memang menjaga stadion Vodafone Arena karena terdapat pertandingan Besiktas vs Bursaspor.
"Ledakan terjadi setelah pertandingan di dekat pintu keluar fans Bursaspor, namun semua fans sudah keluar dari stadion," ujar Soylu.
Saksi mata menyatakan kepada
Reuters bahwa ia mendengar tembakan usai bom meledak. Tidak berapa lama, polisi dan ambulans berdatangan.
Tidak ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, sumber mengatakan militan Kurdi dan kelompok ISIS diprediksi ada di balik aksi tersebut.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengutuk keras serangan bom ganda tersebut dan menyebutnya sebagai serangan teroris. Dia menegaskan bahwa kedua pengeboman itu bertujuan menimbulkan banyak korban.
“Yakinlah, Tuhan akan menolong. Kita sebagai sebuah bangsa dan negara, harus bisa mengatasi teror, organisasi teroris dan kekuatan di belakang mereka,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Turki dan Koalisi NATO yang dipimpin tentara Amerika Serikat, terus melakukan perlawanan terhadap ISIS di Suriah. Di sisi lain, Turki juga terus memerangi militan Kurdi di kawasan tenggara negaranya.
Turki menjadi lokasi berbagai serangan bom dalam beberapa waktu terakhir. Juni lalu, sekitar 45 orang terbunuh dan ratusan lainnya luka-luka akibat tiga militan ISIS melakukan penembakan dan serangan bom di Bandara Ataturk, Istanbul.
(ama)