Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat siap berhadapan langsung dengan China jika Beijing terus mempertahankan dan memperluas klaim sepihaknya di wilayah Laut China Selatan.
"Kami tidak akan membiarkan wilayah bersama ditutup secara unilateral, tak peduli berapa banyak pangkalan yang dibangun di pulau buatan di LCS. Kami akan bekerja sama jika bisa, tapi kami siap berhadapan langsung jika harus," ujar Kepala Komando Pasifik AS, Harry Harris, sebagaimana dikutip
Reuters, Rabu (14/12).
Pernyataan ini diperkirakan akan memperkeruh hubungan antara AS dan China. Kedua negara masih terus saling serang pernyataan sejak China mengkritik presiden terpilih AS, Donald Trump, karena berkomunikasi langsung dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan antara AS dan China sendiri memang sudah panas sejak Washington memutuskan untuk mengerahkan kapal perangnya ke dekat wilayah sengketa Laut China Selatan atas dasar kebebasan berlayar di perairan internasional.
Selama ini, China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan yang kaya sumber daya alam. Wilayah di jalur perdagangan tersibuk itu juga diklaim oleh Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
China bahkan membangun pulau buatan di wilayah sengketa itu. Belakangan ini, China juga dilaporkan telah membangun landasan pacu, pelabuhan, hanggar pesawat, hingga jaringan komunikasi di pulau buatan tersebut.
Di tengah ketegangan itu, AS memutuskan untuk mengerahkan kapal perangnya ke dekat wilayah sengketa atas dasar kebebasan berlayar di perairan internasional. Meskipun Beijing terus mengkritik, Harris mengatakan bahwa AS akan tetap melakukan patroli tersebut.
"Setelah kemerdekaan, AS berperang untuk memastikan kebebasan berlayar. Ini merupakan prinsip dan menjadi salah satu alasan pasukan kami siap untuk bertempur sekarang," kata Harris.
(aal)