Gedung Putih: Putin Terlibat Langsung Peretasan Pemilu AS

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 16 Des 2016 10:19 WIB
Gedung Putih menuding Presiden Rusia Vladimir Putin terlibat langsung dalam peretasan siber yang ditujukan untuk mempengaruhi pemilu presiden AS.
Gedung Putih menuding Presiden Rusia Vladimir Putin terlibat langsung dalam peretasan siber yang ditujukan untuk mempengaruhi proses pemilu AS. (Reuters/Gary Cameron)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih menuding Presiden Rusia Vladimir Putin terlibat langsung dalam peretasan siber yang ditujukan untuk mempengaruhi pemilu presiden Amerika Serikat 8 November lalu. Tudingan ini kian menegangkan hubungan kedua negara yang memiliki kekuatan nuklir itu.

Tuduhan yang dilayangkan Gedung Putih secara publik kepada Putin ini membuat pemerintahan petahana AS berada di bawah tekanan yang lebih besar untuk segera menanggapi kemungkinan campur tangan Moskow ini secara lebih tegas lagi.

"Sepertinya tidak mungkin hal seperti ini dapat terjadi pada pemerintah Rusia tanpa sepengetahuan Vladimir Putin," ungkap penasihat utama Obama, Ben Rhodes seperti dikutip AFP, Jumat (16/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua yang kami tahu tentang bagaimana Rusia beroperasi dan bagaimana Putin mengontrol pemerintahannya, mengindikasikan bahwa saat membicarakan adanya intrusi siber yang signifikan seperti ini kita berarti membicarakan soal tingkat tertinggi di pemerintahan," kata Rhodes kepada MSNBC.

"Akhirnya, Vladimir Putin adalah pejabat tertinggi yang bertanggung jawab atas tindakan pemerintahnya," tuturnya menambahkan.

Presiden Barack Obama dijadwalkan akan meluncurkan pernyataan pers resmi soal peretasan Rusia pada hari ini, Jumat (16/12) pukul 14.15 waktu setempat sebelum berangkat ke Hawaii untuk berlibur. 

Sependapat dengan Rhodes, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan bahwa keputusan sejumlah lembaga intelijen AS pada Oktober lalu untuk secara resmi menuding "pejabat paling senior Rusia" ikut campur dalam pemilu AS bukan pernyataan yang "terlalu halus."

Menggiring nama Putin dalam isu ini juga menempatkan Gedung Putih dan Presiden terpilih AS, Donald Trump, ke dalam perdebatan. Pasalnya, Trump selalu menyinggung peretasan yang diduga dilakukan Rusia terhadap akun email sejumlah pejabat tinggi Partai Demokrat yang mendukung rivalnya, Hillary Clinton.

"Jika Rusia atau entitas lainnya benar-benar telah melakukan peretasan, mengapa Gedung Putih menunggu begitu lama untuk bertindak? Mengapa mereka hanya mengeluh setelah Hillary Clinton kalah?" tutur Trump melalui akun Twitter miliknya.

Pendirian Trump yang terus menampik tudingan adanya campur tangan Rusia dalam pemilu AS kemarin bertolak belakang dengan kesimpulan sejumlah badan intelijen AS seperti Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dan Biro Investigasi Federal (FBI).

Komunitas intelijen termasuk CIA baru-baru ini semakin yakin bahwa campur tangan Negara Beruang Merah itu dimaksudkan untuk memenangkan Trump dalam pemilu presiden.

Obama berulang kali mengatakan Komite Nasional Partai Demokrat dan Komite Nasional Partai Republik sudah mengetahui adanya potensi peretasan dan ancaman Rusia sebelum pemilu berlangsung.

Menurut Obama, campur tangan Rusia dalam pemilu AS kemarin bukan rahasia lagi.

"Kami telah menetapkan dan mengumumkan pada Oktober bahwa seluruh badan intelijen dan badan hukum di AS telah menyimpulkan bahwa sejumlah organisasi yang berafiliasi dengan intelijen Rusia bertanggung jawab atas peretasan sejumlah materi internal Partai Demokrat yang bocor," kata Obama pada awal pekan ini.

Mantan Direktur CIA Michael Hayden menyebut Trump "satu-satunya pejabat AS yang belum mengakui Rusia telah melakukan kampanye terselubung besar-besaran melawan AS."

"Dalam beberapa kejadian, pernyataan Trump dapat dikatakan sama dengan apa yang Putin nyatakan," kata Hayden.

Dalam Kongres AS, sejumlah legislator senior bahkan menuntut penyelidikan luas dan penjelasan menyeluruh dari hasil investigasi CIA dan FBI. Namun, penjelasan intelijen ini belum tentu dapat terlaksana lantaran tingkat keamanan dan kerahasian laporan badan intelijen tersebut.

Sementara itu, Moskow terus membantah seluruh tudingan keterlibatan Putin dalam pemilu AS. "Tudingan ini omong kosong yang konyol dan tidak memiliki dasar apapun," tutur juru bicara Putin, Dmitry Peskov kepada wartawan.

(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER