Jepang dan Rusia Bahas Kemungkinan Berdamai

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Jumat, 16 Des 2016 16:09 WIB
Jepang dan Rusia akhirnya membahas kemungkinan berdamai dan secara resmi mengakhiri Perang Dunia II.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya telah membahas upaya berdamai dengan Jepang (Reuters/Alexander Zemlianichenk)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah menyelesaikan pembicaraan selama dua hari dalam kunjungan kenegaraan ke Negeri Sakura.

Dalam konferensi pers usai pertemuan, Jumat (16/12), Putin mengungkapkan kedua pihak membahas kemungkinan kesepakatan damai yang belum pernah tercapai sejak Perang Dunia II.

"Untuk saya, hal terpenting adalah menandatangani kesepakatan damai (dengan Jepang) karena hal itu akan menciptakan kondisi yang sesuai untuk hubungan jangka panjang," kata Putin sebagaimana diberitakan Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kerja sama ekonomi di kawasan yang disengketakan juga dia sebut bisa membantu mewujudkan hubungan baik sepenuhnya antara kedua negara.

Sengketa wilayah antara kedua negara selama ini mencegah penandatanganan kesepakatan damai yang secara resmi mengakhiri status perang Jepang dan Rusia.

Dua negara tersebut memperebutkan kepulauan yang berada di bagian utara Hokkaido, Jepang. Saat Perang Dunia, pasukan Soviet merebut kepulauan tersebut dan mengusir penduduk yang ada di sana.

Putin menegaskan, harus ada solusi yang dicapai mengenai masalah ini. Karena itu, dia mengundang Abe untuk membalas kunjungannya ke Rusia.

Sementara itu, di lain sisi, Abe mengatakan jalan menuju penyelesaian masalah ini tidak mudah. Tanpa kepercayaan antara kedua pihak, tujuan itu tidak akan bisa tercapai.

Di hari pertama pertemuan, Putin dan Abe telah sepakat membahas ulang soal masalah-masalah keamanan dan mulai membahas kerja sama ekonomi di kepulauan yang diperebutkan.

Pembahasan soal keamanan sebelumnya dihentikan setelah Rusia mencaplok sebagian wilayah Ukraina, 2014 lalu, dan diberi sanksi internasional.

Kepulauan ini memiliki nilai strategis untuk Rusia karena bisa digunakan sebagai akses jalur laut ke Pasifik barat. (aal/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER