Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha telah merombak kabinetnya. Demikian pernyataan yang dimuat jurnal pemerintah Thailand, Royal Gazette pada Jumat (16/12). Perubahan itu merupakan yang keempat kalinya dalam pemerintahan Prayuth sejak ia mengambil alih kekuasaan pada 2014.
Reuters melaporkan, Prayuth yang merupakan mantan kepala angkatan darat Thailand, mengambil alih kendali pemerintahan melalui kudeta tanpa pertumpahan darah pada Mei 2014.
Dia mengatakan kudeta perlu ditempuh untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas, setelah berbulan-bulan protes antipemerintah yang mengarah pada penggulingan kekuasaan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra beserta pemerintahan sipilnya.
Prayuth telah mengganti atau menunjuk 12 menteri serta wakil menteri pada Jumat malam, menurut daftar yang diumumkan dalam Royal Gazette. Perubahan jabatan paling tinggi adalah pada posisi menteri kehakiman, pendidikan dan industri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum ada kejelasan soal dampak apa yang akan ditimbulkan dari perombakan kabinet tersebut.
Perombakan sebelumnya dilakukan Prayuth pada Agustus 2015 dengan tujuan memusatkan misi pada perekonomian Thailand yang sedang terpuruk di tengah lemahnya ekspor serta permintaan pasar dalam negeri yang rendah sejak kudeta 2014.
Junta Thailand telah menjanjikan penyelenggaraan pemilihan umum pada akhir 2017 untuk mengembalikan negara itu ke sistem demokrasi.
Berbagai hukum yang dikeluarkan pemerintah biasanya dianggap sah setelah muncul dalam Royal Gazette, jurnal umum.
Raja baru Thailand Maha Vajiralongkorn telah menunjuk para anggota baru dewan kerajaan pada awal bulan ini. Vajiralongkorn naik takhta pad 1 Desember setelah ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, wafat pada 13 Oktober.
(pmg/pmg)