Obama Minta Trump Tak Bikin 'Panas' China Lewat Isu Taiwan

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Des 2016 09:37 WIB
Presiden AS Barack Obama memperingatkan penerusnya, Donald Trump untuk tak memprovokasi hubungan Washington dengan China melalui isu Taiwan.
Presiden AS Barack Obama memperingatkan penerusnya, Donald Trump untuk tak memprovokasi hubungan Washington dengan China melalui isu Taiwan. (Reuters/Kevin Lamarque)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan penerusnya, Donald Trump untuk tidak memprovokasi hubungan Washington dengan China melalui isu Taiwan. Peringatan ini dilontarkan Obama menyusul pernyataan Trump yang menganggap kebijakan luar negeri AS tidak perlu terikat dengan prinsip "Satu China" khususnya dalam menjalin hubungan dengan Taiwan.

Pada konferensi pers akhir tahun di Gedung Putih, Obama memperingatkan Trump untuk berhati-hati mengambil sikap dalam menjalin hubungan dengan raksasa Asia itu. Pasalnya, dalam prinsip Satu China, Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

"Gagasan Satu China merupakan jantung dari konsep mereka sebagai bangsa. Anda harus memikirkan konsekuensi jika mengabaikan pemahaman ini karena China memposisikan prinsip ini berbeda dari isu lainnya," ungkap Obama kepada wartawan seperti dikutip AFP, Jumat (16/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini menggambarkan bagaimana China melihat negaranya sendiri. China akan menanggapi masalah prinsip Satu China ini secara signifikan," katanya menambahkan.

Meskipun Obama tidak secara tegas mengutuk sikap Trump terhadap isu Taiwan yang telah memunculkan sejumlah kritik dari China, Obama tetap memperingatkan konglomerat real estate itu jika AS terus menekan isu Taiwan, hubungan kedua negara bisa memburuk.

"Apa yang saya sarankan kepada Trump bahwa seluruh kebijakan luar negeri yang berjalan harus dilakukan secara sistematik dan berhati-hati," kata Obama.

Secara tidak langsung, Obama juga mengkritik keputusan Trump yang membuat langkah diplomatik tanpa meminta saran dari badan intelijen dan Kementerian Luar Negeri AS.

Ia menyarankan Trump harus selalu mendiskusikan langkah diplomatiknya bersama tim penasihatnya sebelum melakukan interaksi dengan pemerintah negara-negara asing.

"Dia [Trump] harus mendapat penjelasan dari tim penasihatnya mengenai sejarah masa lalu, potensi jebakan, dan peluang yang ada dan telah dijalankan selama masa pemerintahan AS sebelumnya," tutur Obama.

Selain menyingung soal prinsip Satu China, baru-baru ini Trump juga sempat berbicara secara langsung melalui sambungan telepon bersama Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Percakapan ini merupakan yang pertama antar kedua negara setelah 30 tahun AS menangguhkan hubungan diplomatiknya dengan Taiwan untuk memulihkan hubungan dengan China.

Beijing kerap memprotes negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan China, namun juga berupaya menjalin hubungan dengan Taiwan, wilayah yang dianggap China sebagai pembangkang.

Pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi memperingatkan negara asing untuk tidak bermain-main dengan klaim teritorial mereka.

"Siapa saja yang mencoba untuk menyabotase prinsip Satu China atau merugikan kepentingan inti Negeri Tirai Bambu, mereka hanya merugikan diri mereka sendiri," ucap Wang menegaskan. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER