Anggota Parlemen Desak Duterte Jalani Tes Kesehatan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 19 Des 2016 08:45 WIB
Kondisi kesehatan Duterte menjadi sorotan setelah ia mengaku sering mengonsumsi fentanyl, obat penahan rasa sakit yang biasa digunakan oleh pengidap kanker.
Duterte mengaku, dokter sudah menyuruhnya menghentikan penggunaan fentanyl karena ia kerap mengonsumsinya melebihi dosis yang dianjurkan. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keluhan Presiden Rodrigo Duterte akan kondisi kesehatannya hingga harus mengonsumsi obat penahan rasa sakit berlebihan mulai mengkhawatirkan Filipina. Para anggota parlemen pun meminta Duterte kembali melakukan tes kesehatan dan membeberkan hasilnya.

"Untuk mengakhiri spekulasi, akan lebih baik jika para ahli fisik menerangkan bagaimana presiden mengatur rasa sakit yang ia alami," ujar seorang anggota parlemen Filiupina, Carlos Zarate, kepada AFP.

Kondisi kesehatan Duterte menjadi sorotan setelah pada pekan lalu ia mengaku sering mengonsumsi fentanyl, obat penahan rasa sakit yang biasa digunakan oleh pengidap kanker dan penyakit kronis lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menampik mengidap kanker, Duterte menjelaskan bahwa obat itu digunakan untuk mengurangi rasa sakit di tulang belakangnya akibat kecelakaan berkendara di masa silam. 

Namun, ia sendiri mengaku, dokter sudah menyuruhnya menghentikan penggunaan fentanyl tersebut karena Duterte kerap mengonsumsinya melebihi dosis yang dianjurkan.

Pernyataan ini mengundang kontroversi mengenai penggunaan obat-obatan di luar dosis atau terlarang oleh sang presiden. Publik juga khawatir akan efek samping dari fentanyl yang dapat meliputi mual, muntah, kejang-kejang, hingga ketergantungan dan halusinasi.

"Bukan hanya penyakitnya yang dikhawatirkan, tapi juga dampak atau efek samping dari pengobatan yang ia lakukan, terutama mengenai kesadaran dan kemampuannya mengambil keputusan dengan pikiran jernih," kata anggota Senat yang memang kerap mengkritik Duterte, Leila de Lima.

Sebelumnya, de Lima pernah melontarkan gagasan pemakzulan terhadap Duterte karena sang presiden mengaku pernah membunuh pelaku tindak kriminal dengan tangannya sendiri.

Namun, Duterte sendiri mengaku tak takut jika ada gerakan yang ingin melengserkannya atau bahkan membunuhnya.

"Gulingkan saya atau lebih baik bunuh saya. Saya sudah mengalami migrain setiap hari. Tulang belakang saya juga sangat bermasalah. Penyakit ini benar-benar mengganggu," ucap Duterte.

Ia bahkan mengaku tak yakin dapat menyelesaikan masa jabatannya mengingat kondisi kesehatannya belakangan ini.

Duterte merupakan presiden terpilih paling tua dalam sejarah Filipina. Masa jabatannya akan berakhir pada 2022, ketika ia menginjak usia 77 tahun.

"Saya tua. Ini adalah pesta terakhir saya. Setelah ini, usia saya 77. Saya tidak yakin apakah saya masih akan ada hingga akhir masa jabatan saya," kata Duterte. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER