Rusia: AS Hambatan Utama 'Pemberantasan Teroris' di Aleppo

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 21 Des 2016 17:52 WIB
Dubes Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menuding Amerika Serikat menghalangi operasi militer negaranya di Suriah, khususnya di Aleppo.
Dubes Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menuding Amerika Serikat menghalangi operasi militer di Suriah (Antara/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin menuding Amerika Serikat menghambat operasi militer "memberangus teroris" di Suriah, khususnya Aleppo.

Alasannya, kata dia, adalah karena negara Paman Sam tidak sanggup membedakan antara kelompok pemberontak moderat dan kelompok teroris.

Hingga saat ini, Galuzin menyebut AS belum juga memberikan pandangannya soal kelompok yang dianggap teroris dan pemberontak moderat. Hal ini dinilai jelas menyulitkan koordinasi dalam melakukan serangan udara di Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lagi dan lagi saya harus bilang, hambatan utama operasi militer Rusia memberangus teroris di Suriah adalah ketidaksanggupan Amerika membedakan kelompok teroris dan oposisi moderat," tutur Galuzin di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Rabu (21/12).

"Hingga saat ini mereka tidak lakukan itu, ini menyebabkan operasi militer Rusia di Suriah, khususnya Aleppo, tidak efektif," katanya.

Intervensi militer Rusia di Suriah dimulai sekitar akhir 2015 lalu. Galuzin menegaskan operasi militer Moskow di dilakukan melalui permintaan resmi dan sah dari pemerintah Presiden Bashar Al-Assad.

Galuzin juga menampik anggapan militer Rusia kerap menyerang warga sipil dan sejumlah fasilitas sosial seperti rumah sakit dan sekolah. Dia mengatakan tudingan semacam itu masih terus santer terdengar.

Berbagai kelompok pemerhati perang Suriah juga menuding serangan udara Rusia telah menewaskan ratusan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Galuzin menyatakan negaranya siap melakukan investigasi jika memang ditemukan bukti kuat tentang tudingan tersebut.

Ia mengklaim Rusia telah membuka sejumlah koridor kemanusiaan bagi warga sipil untuk keluar dari Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah yang menjadi pusat perang koalisi Assad dan pemberontak sebelum kesepakatan gencatan senjata tercapai.

Rusia bahkan mengatakan pihaknya di Suriah turut menyediakan sejumlah kendaraan bagi warga sipil Suriah dalam proses evakuasi Aleppo yang tengah berjalan saat ini.

Sejumlah koridor juga turut disediakan Rusia bagi pejuang militan untuk keluar dari kota tersebut.

"Jadi semua tudingan tentang bombardir Rusia pada warga sipil Suriah adalah kebohongan belaka," katanya.

Semua tudingan tentang bombardir Rusia pada warga sipil Suriah adalah kebohongan belakaMikhail Yurievich Galuzin
Sejak gencatan senjata di Aleppo disepakati oleh tentara Assad dan pemberontak, proses evakuasi terus dilaksanakan meski sempat tertunda akibat kesimpangsiuran informasi.

Operasi evakuasi yang berjalan sejak pekan lalu telah berhasil membawa sekitar 37 ribu warga sipil dan pemberontak keluar dari Aleppo.

Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional menyebutkan hanya ada 25 ribu warga saja yang berhasil dievakuasi sejak Kamis pekan lalu.

Menurut utusan perdamaian PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, sekitar 50 ribu, termasuk 40 ribu di antaranya warga sipil, bahkan masih terkepung di Aleppo dan menunggu untuk dievakuasi. (aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER