Asia Bersiaga Jelang Libur Natal dan Tahun Baru

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 23 Des 2016 20:16 WIB
Pasukan keamanan di penjuru Asia bersiaga tinggi menjelang libur Natal dan Tahun Baru, di tengah meningkatnya ancaman teror di kawasan.
Pasukan keamanan di penjuru Asia bersiaga tinggi menjelang libur Natal dan Tahun Baru, di tengah meningkatnya ancaman teror di kawasan. (AFP PHOTO / MOHD RASFAN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan keamanan di penjuru Asia bersiaga tinggi menjelang libur Natal dan Tahun Baru, menyusul sejumlah rencana serangan bom yang berhasil digagalkan di Indonesia dan Australia, serta penangkapan simpatisan ISIS di Malaysia.

Polisi Australia pada Jumat (23/12) berhasil mengagalkan serangan di sejumlah wilayah terkemuka di Melbourne yang rencananya akan diluncurkan pada Hari Natal, Minggu (25/12). Petugas berwenang menyebut rencana serangan ini sebagai "aksi teroris dalam waktu dekat" yang terinspirasi oleh kelompok militan ISIS.

Penggagalan serangan itu diumumkan menyusul aksi teror truk di pasar Natal di Berlin, Jerman, yang menewaskan 12 orang pada awal pekan ini. Tersangka tewas dalam baku tembak dengan polisi sebelum subuh di Milan pada Jumat, menurut keterangan menteri dalam negeri Italia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kota Lahore, Pakistan, sebanyak 2.000 relawan Muslim dilatih untuk membantu petugas keamanan saat Natal. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi serangan pada Hari Paskah yang menyebabkan 72 orang tewas tahun ini.

"Keamanan tiga lapis akan diatur di setiap gereja di Lahore," kata Haider Ashraf, wakil inspektur jenderal polisi Kota Lahore, dikutip dari Reuters.

Selain ribuan petugas keamanan, kamera CCTV dipantau di sejumlah gereja dan ruang pertemuan umat Kristen lainnya di negara itu, yang populasinya mencapai 1 persen dari 190 juta warga Pakistan yang mayoritas beragama Islam.

Sementara di Malaysia, negara yang mayoritas penduduknya Muslim, polisi berhasil mengamankan tujuh orang yang dicurigai terkait dengan kelompok militan ISIS. Serangan teror juga terjadi di Malaysia pada tahun ini, tepatnya pada Juli lalu, ketika sebuah bar di pinggiran Kuala Lumpur diguncang serangan granat.

Polisi Malaysia akan memantau moda transportasi, pusat hiburan dan wilayah yang kerap dikunjungi wisatawan.

"Kami berusaha untuk tidak terlalu tampil di depan umum dan berfokus pada masalah pencegahan teror," ujar wakil menteri dalam negeri Nur Jazlan Mohamed. "Warga harus bisa bebas menikmati liburan mereka."

Duta besar AS di India memperingatkan akan kemunggkinan peningkatan ancaman teror pekan ini di negara itu.

Sementara di Bangladesh, polisi akan berpatroli di dekat gereja. Serangan teror teranyar di negara itu terjadi di sebuah kafe di ibu kota Dhaka pada Juli lalu, menewaskan 22 orang.

Di Thailand, negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, sekitar 100 ribu polisi akan berpatroli ketat hingga pertengahan Januari mendatang.

Wakil Kepala Polisi Nasional Thailand Kissana Phathancharoen menyatakan hingga saat ini belum ada informasi intelijen yang merujuk pada kemungkinan serangan teror, "tapi kami tidak akan mengendurkan pertahanan kami."

Patroli serupa juga akan diterapkan di Singapura, khususnya di wilayah yang kerap dikunjungi turis dan pusat perbelanjaan.

Di Indonesia, sebanyak 85 ribu polisi dan 15 ribu staf militer akan dikerahkan untuk pengamanan periode Natal dan Tahun Baru. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER