Jakarta, CNN Indonesia -- Paus Fransiskus mengatakan perayaan Natal telah "disandera" oleh materialisme yang menempatkan Tuhan dalam bayang-bayang dan membutakan.
Memimpin 1,2 juta umat Katolik merayakan hari raya Natal untuk keempat kalinya, Paus mengatakan dunia kerap terobesesi hadiah dan pesta.
Akibatnya adalah keegoisan dan ketidakmampuan melihat kebutuhan orang-orang yang sedang dilanda kelaparan, para migran dan mereka yang sedang dijerat situasi perang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika kita ingin merayakan Natal secara murni, kita harus melihat pertanda-pertanda: kesederhanaan bayi, kelembutan tempatnya dibaringkan, kehangatan pakaian yang membalutnya. Tuhan ada di sana," kata Paus dikutip
Reuters, Minggu (25/11).
Dalam pelayanan khidmat namun semarak yang dihadiri 10.000 orang, Paus mengatakan banyak orang kaya yang harus diingatkan akan pesan bahwa Natal sesungguhnya adalah soal kerendahan hati, kesederhanaan dan misteri.
"Ketika dilahirkan, Yesus ditolak dan tak diacuhkan oleh banyak orang.
"Hari ini juga ketidakacuhan yang sama bisa terjadi, ketika Natal menjadi pesta di mana kita yang jadi tokoh utama, melainkan Yesus;
"Ketika gemerlap komersil membayangi cahaya Tuhan; ketika kita memikirkan hadiah namun tak acuh pada mereka yang termarjinalkan."
Lalu, dalam pernyataan yang tidak direncanakan sebelumnya, dia mengatakan, "keduniawian ini telah menyandera hari Natal. Natal perlu dibebaskan."
Sementara itu, keamanan di Italia dan di Vatikan diperketat setelah polisi menembak mati tersangka teroris yang melakukan serangan Berlin, Jerman.
Anis Amri, tersangka pelaku teror yang menewaskan belasan orang itu sempat buron selama empat hari. Dia tewas dalam baku tembak di Milan.
(aal)