Jakarta, CNN Indonesia -- Filipina melakukan penyitaan narkotik terbesar sepanjang sejarahnya. Aparat mengamankan 890 kilogram methampetamine atau meth senilai $120 juta atau Rp1,6 triliun.
"Ini bukan hanya penyitaan terbesar tahun ini, tapi juga terbesar sepanjang sejarah," kata Menteri Hukum Vitaliano Aguirre dalam konferensi pers di Manila, sebagaimana dikutip
CNN, Rabu (28/12).
Selain itu, sebanyak 1.110 liter meth dalam bentuk cair juga turut disita oleh aparat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi ini adalah hasil penyelidikan selama empat bulan yang dilakukan Biro Investigasi Nasional (NBI) Filipina, menyusul informasi soal organisasi China yang memproduksi dan menyebarkan obat terlarang.
Tiga warga negara China dan tujuh warga negara Filipina ditangkap dalam operasi ini, kata NBI.
Menurut Badan Obat Berbahaya Filipina, ada 1,3 juta pengguna narkotik di antara 100 juta orang populasi Filipina.
Pemberantasan narkotik adalah salah satu kampanye kunci Presiden Rodrigo Duterte yang sukses membawanya memenangkan pemilu.
Duterte berjanji untuk memerangi permasalahan itu. Namun, sebagai dampaknya, hampir 6.000 orang kehilangan nyawa tanpa memperoleh kesempatan menjalani peradilan.
"Ini adalah pembunuhan massal," kata Senator Leila de Lima, salah satu pengkritik Duterte, kepada
CNN. "Kejahatan tingkat tinggi adalah dasar yang cukup untuk pemakzulan, berdasarkan konstitusi."
Meski mendapatkan protes seiring peningkatan jumlah korban dari hari ke hari, Duterte malah mengaku pernah melakukan pembunuhan serupa menggunakan tangannya sendiri.
Hal itu, menurut Duterte, dilakukan saat dirinya masih menjabat sebagai wali kota Davao.
Terlepas dari semua itu, polling yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan tingkat dukungan dan kepercayaan bagi Duterte masih sangat tinggi di antara warga Filipina.
(aal)