Jakarta, CNN Indonesia -- Tim penyelamat Rusia menemukan kotak hitam kedua pesawat militer TU-154 yang jatuh di Laut Hitam dan menewaskan 92 orang, Rabu (28/12).
"Alat perekam kedua yang dibawa pesawat TU-154 telah ditemukan dan diangkat dari dasar laut," kata Kementerian Pertahanan dalam pernyataan kepada media Rusia, sebagaimana dikutip
AFP.
Kotak hitam kedua ini ditemukan sehari setelah alat penemuan perekam utama pesawat tersebut. Kedua alat ini akan membantu aparat mengetahui penyebab kecelakaan maut ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat jet era Uni Soviet yang membawa 60 orang anggota kelompok musik Red Army Choir ini jatuh tak lama setelah lepas landas untuk menuju Suriah.
Sedianya, mereka akan memeriahkan perayaan tahun baru di pangkalan udara di negara yang sedang berkonflik itu.
Badan Keamanan Penerbangan Rusia menyatakan sedang berupaya memastikan antara empat kemungkinan kecelakaan: kesalahan pilot, masalah teknis, kerusakan pada sistem bahan bakar dan pengaruh benda asing pada mesin.
Sejauh ini, belum ada indikasi serangan teror dalam kejatuhan pesawat yang juga membawa sembilan orang wartawan Rusia itu.
Tim SAR Rusia mengatakan kepada media Rusia bahwa kotak hitam kedua ini berisi parameter penerbangan.
Hal ini disampaikan setelah media swasta Life mengatakan alat perekam itu berisi percakapan penuh kepanikan antara pilot, mengindikasikan masalah pada bagian sayap.
Menurut transkrip percakapan yang dilaporkan, salah satu pilot berteriak, "flap-nya, sial!" seiring dengan bunyi alarm. "Komandan, kita jatuh," adalah kata-kata terakhir yang terekam.
[Gambas:Video CNN]