Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Rusia melaporkan dua tembakan mortir menyerang kedutaan besarnya di Damasksus, Suriah. Teror ini hanya berselang sepekan usai insiden pembunuhan Dubes Rusia untuk Turki di Ankara.
Pernyataan Kemlu Rusia menyatakan insiden ini terjadi pada Rabu (28/12) kemarin sekitar pukul 13.00 waktu Moskow. Tidak ada korban atau kerusakaan yang disebabkan akibat teror ini.
Salah satu mortir dilaporkan mendarat di sekitar kompleks kedutaan yang berhasil diredam oleh tim penjinak bom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedubes Rusia telah dibombardir oleh teroris. Satu mortir yang mendarat di halaman kedutaan untungnya tidak meledak," kutip pernyataan kantor itu seperti dilansir
AFP.
Moskow menganggap insiden ini sebagai provokasi kelompok ekstremis yang berupaya menggagalkan proses perdamaian di Suriah yang tengah berlangsung.
Baru-baru ini, kantor berita Turki melaporkan bahwa Rusia dan Turki telah menyepakati rancangan perundingan gencatan senjata secara keseluruhan dan melakukan mediasi politik bagi Suriah.
Kedubes Rusia di Damaskus kerap menjadi sasaran tembak sejak perang sipil Suriah meletus 2011.
Pada Mei tahun lalu, sebuah mortir juga meledak didekat kompleks kedubes itu dan menewaskan seorang korban.
Moskow merupakan sekutu utama pemerintahan Bashar Al-Assad di Suriah. Sekitar September 2015, atas permintaan pemerintahan Assad, Rusia meluncurkan operasi militer di Suriah untuk membantu menumpas kelompok pemberontak.
Berkat dukungan militer Rusia, pasukan Assad berhasil merebut kembali Kota Aleppo dari pemberontak pada pertengahan Desember ini. Sementara kelompok-kelompok pemberontak lain di negara itu, beberapa didukung Amerika Serikat, tetap menginginkan Assad mundur dari jabatannya sebagai presiden.
(stu)