Jakarta, CNN Indonesia -- Aliansi Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) disebut berhasil menggagalkan serangan balasan dan melemahkan kelompok teror ISIS di dekat markas mereka di Kota Raqqa, Suriah.
Penyerangan ini merupakan fase kedua operasi aliansi SDF, yang juga terdiri dari milisi YPG Kurdi, melawan ISIS. Pertempuran ini terjadi di dekat bendungan Sungai Efrat sekitar 50 meter dari Kota Raqqa.
"Sekitar 1,3 kilometer persegi [berhasil direbut dari ISIS] dalam 10 hari. Perkiraan kami perebutan ini akan memakan waktu yang lebih lama namun pertahanan ISIS hancur," kata juru bicara SDF Silo melalui sambungan telepon kepada
Reuters, Selasa (27/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aliansi yang didukung Amerika Serikat ini sebelumnya pernah meluncurkan operasi yang sama pada November lalu, dengan menargetkan teroris ISIS di wilayah utara negara tersebut.
Silo menuturkan, ISIS sempat berupaya mengerahkan bom bunuh diri sebagai perlawanan terhadap serangan aliansi tersebut. Namun bom itu hancur sebelum bisa mencapai target sasaran. Sekitar 15 pejuang SDF dilaporkan gugur dalam pertempuran ini.
"Pasukan khusus AS bekerja sama dengan pasukan kami," kata Silo.
Sementara itu, Syrian Observatory for Human Rights menyebutkan salah satu komandan tertinggi ISIS yang dikenal sebagai Abu Jandal al-Kuwaiti tewas dalam pertempuran itu.
Direktur Syrian Observatory for Human Rights Rami Abdulrahman mengatakan, Abu Jandal tewas saat pasukan ISIS berupaya merebut kembali Desa Jabar yang berhasil dikuasai SDF pada Senin lalu.
(aal)