Banjir Bandang di Kongo Tewaskan 50 Warga

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 29 Des 2016 19:23 WIB
Banjir bandang di Kota Boma, Kongo, sejak awal pekan ini menewaskan setidaknya 50 orang, sementara ribuan warga lainnya mengungsi.
Ilustrasi banjir (Reuters/Fayaz Aziz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir bandang melanda Kota Boma, Kongo, menewaskan setidaknya 50 orang dan menyebabkan ribuan warga lainnya mengungsi.

Hujan deras menyebabkan Sungai Kalamu yang mengalir di Boma meluap, menerpa hingga perbatasan Kongo dengan Angola. Ketinggian air menurut otoritas setempat mencapai dua meter. Banjir juga menghancurkan sekitar 500 bangunan, banyak lokasi ditutupi lumpur hingga satu meter.

"Hujan sejak Senin malam hingga Selasa setidaknya sampai saat ini menyebabkan 50 kematian. Kami telah memakamkan sekitar 31 korban kemarin. Sekitar 20 jasad lainya kami upayakan untuk dimakamkan hari ini," ungkap Gubernur Provinsi Pusat Kongo Jacques Mbadhu kepada AFP pada Kamis (29/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan pencarian korban juga masih terus dilakukan. Boma berada di dekat muara Sungai Kongo, sekitar 470 kilometer dari Ibu Kota Kinshasa. Boma merupakan tempat tinggal bagi setidaknya 200 ribu warga Kongo.

Menurut Mbadhu, fenomena banjir bandang seperti ini merupakan siklus tahunan yang terjadi di negara itu. Namun, karena perubahan iklim yang tidak menentu, fenomena sepuluh tahunan ini kembali terjadi.

"Sebelumnya, banjir bandang sempat terjadi pada 2015 lalu," katanya.

Penduduk setempat mengatakan dua dari tiga kabupaten kota di Kongo masih tertutup lumpur sampai hari ini. Sejumlah warga menggambarkan banjir bandang ini seperti tsunami.

"Saya kehilangan dua anak saya yang terbawa arus air yang tiba-tiba meninggi hingga tiga meter lebih seperti tsunami. Saya tidak bisa menolong mereka yang hanyut terbawa air," kata Faustin Lutete, seorang pegawai pemerintah Kongo yang menjadi korban banjir.

Sementara itu seorang nelayan bernama Jean-Marie Kola mengatakan dirinya tak memiliki waktu untuk menyelamatkan barang-barang di rumahnya saat banjir menerjang kawasan rumahnya. Ia langsung melarikan diri jauh dari rumahnya saat banjir terjadi.

Pihak berwenang telah menginstruksikan warga yang terdampak banjir untuk mengungsi ke rumah saudara dan kerabat mereka dari pada mencari perlindungan di tempat penampungan.

Meskipun Kongo memiliki kekayaan mineral yang berlimpah, namun negara itu tergolong sebagai negara termiskin di dunia. Dua pertiga dari sekitar 70 juta penduduknya berpenghasilan sebesar US$1,25 atau setara dengan Rp16 ribu per hari. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER