Jakarta, CNN Indonesia -- Korban jiwa runtuhnya tambang batu bara di India meningkat menjadi 16 orang. Otoritas India mengatakan, korban bisa terus bertambah, pasalnya dikhawatirkan masih banyak korban yang terperangkap di reruntuhan tambang milik Eastern Coalfields Limited (ECL) tersebut.
Juru bicara polisi yang menanganani kasus tersebut, R.K. Mullick, menyebutkan bahwa sekitar 24 orang masih terjebak di reruntuhan.
Mengutip
Reuters, kecelakaan itu terjadi Tambang Lalmatia di Provinsi Jharkhand pada Kamis (29/12). Lalmatia merupakan situs tambang batu bara terbesar di India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evakuasi sudah dilakukan sejak Jumat (30/12) dini hari. Namun berjalan lambat karena terhalang cuaca. Imbasnya, korban tewas terus bertambah.
“Evakuasi terhambat karena kabut tebal yang terus turun di malam hari,” ujar Petugas Senior ECL R.R. Amitabh kepada Reuters.
Dia menambahkan, hingga kini sudah 30 persen bagian tambang yang berhasil dipindahkan.
Berkaitan dengan runtuhnya tambang Lalmatia, Amitabh mengungkapkan bahwa tambang lainnya di Distrik Godda, yang berjarak sekitar 280 kilometer dari ibu kota Ranchi, dihentikan sementara.
Di sisi lain, runtuhnya tambang tersebut juga mengungkapkan rendahnya kualitas keamanan perusahaan. Tahun lalu, Coal India mencatat 135 kecelakaan yang menewaskan 41 orang dan melukai 141 lainnya.
Tambang Lalmatia memiliki kapasitas produksi hingga 17 juta ton batu bara per tahun dan berkontribusi pada 50 persen produksi ECL.
Kementerian Tambang India telah memerintahkan investivigasi penuh atas insiden tersebut dan memberikan kompensasi tunai pada keluarga penambang yang tewas.
(les)