Rusia Rencanakan Latihan Angkatan Laut dengan Filipina

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 04 Jan 2017 10:21 WIB
Rusia berencana menggelar latihan militer angkatan laut bersama dengan Filipina sebagai upaya pengentasan terorisme dan pembajakan di wilayah perairan Filipina.
Rusia berencana menggelar latihan militer angkatan laut bersama dengan Filipina sebagai upaya pengentasan terorisme dan pembajakan di wilayah perairan Filipina. (Reuters/Norwegian Royal Airforce)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia merencanakan latihan militer angkatan laut bersama Filipina untuk membantu memerangi terorisme dan pembajakan kapal yang kerap terjadi di wilayah perairan negara itu.

"Pemerintah Rusia mungkin akan membahas peluang latihan maritim bersama dengan Filipina dalam beberapa waktu ke depan," ujar kepala armada kapal angkatan laut Pasifik Rusia, Eduard Mikhailov, dalam konferensi pers di Manila seperti dikutip Reuters, Selasa (3/1).

Dalam kunjungan selama empat hari ini, Mikhailov membawa sejumlah armada angkatan lautnya termasuk dua kapal perang yang terdiri dari kapal tanker Boris Butoma dan kapal Admiral Tributs anti-kapal selam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kunjungan ini, armada angkatan laut Rusia itu dijadwalkan akan menunjukkan serangkaian kemampuan operasi anti-terorisme dan patroli laut mereka kepada Filipina.

"Masalah terbesar yang tengah dihadapi dunia kali ini adalah terorisme dan pembajakan. Bersama-sama [Rusia dan Filipina] harus memerangi permasalahan ini. Kami akan tunjukkan apa yang kami bisa dan begitu juga sebaliknya dengan kalian [Filipina]," ujar Mikhailov.

Ini merupakan kunjungan dan kontak pertama angkatan laut kedua negara, menyusul sikap Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang ingin mendekatkan diri ke Moskow dan menjauh dari sekutu lamanya, Amerika Serikat.

Selama ini, Filipina sering mengadakan latihan militer bersama dengan pasukan angkatan laut AS, musuh bebuyutan Rusia, setiap tahunnya dengan tujuan yang sama, yakni meningkatkan keamanan di wilayah itu.

Filipina belakangan dihadapkan dengan serangkaian pembajakan dan penculikan yang kerap dilakukan kelompok militan Abu Sayyaf, yang berafiliasi dengan Al Qaidah dan ISIS. Kelompok ini kerap membajak kapal ikan asing yang berlayar di sekitar perairan Filipina Selatan yang berbatasan langsung dengan perairan Indonesia dan Filipina.

Sebagai upaya memperkuat keamanan maritimnya, pemerintahan Duterte telah menyepakati perjanjian trilateral antara Manila, Jakarta, dan Kuala Lumpur terkait patroli terpadu guna mengamankan perairan dari para pembajak kapal tersebut. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER